Mengapa Gen Z Rentan Terjerat Pinjol?

3 weeks ago 12

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama BRI Finance, Wahyudi Darmawan, mengatakan bahwa generasi muda atau Gen Z menghadapi tantangan besar dalam mengelola keuangannya. Jika tidak mampu mengatasi tantangan ini, kalangan muda bisa terjebak dalam jeratan pinjaman online atau pinjol

Wahyudi merinci bahwa salah satu tantangannya adalah soal literasi atau edukasi soal keuangan. Menurutnya, saat ini pemahaman anak muda terkait keuangan masih sangat rendah. Oleh karena itu, Wahyudi menekankan agar generasi muda dapat mengedukasi diri sendiri untuk punya kesadaran atas perencanaan keuangan.

"Memang yang paling penting adalah edukasi gitu kan, kalau tidak mereka bisa terjebak ke pinjol akhirnya gali lubang tutup lubang," tuturnya dalam acara Indonesia Industry Outlook 2025 Conference pada Rabu, 23 Oktober 2024.

Selain tantangan finansial, generasi muda juga sering dihadapkan pada tekanan sosial, seperti keinginan mengikuti teman yang bepergian ke luar negeri untuk menonton konser. Padahal, biaya yang dikeluarkan sangat besar dan bukan untuk kebutuhan mendesak.

"Pokoknya karena temannya nonton konser Coldplay di Thailand, di Singapura ya berangkat, dengan cara pinjol atau dengan gadai barang gitu ya," imbuhnya.

Wahyudi juga melihat bahwa generasi muda saat ini cenderung memiliki ketertarikan besar untuk mencoba hal-hal baru. Karena keinginan tersebut, mereka kerap membandingkan diri dengan orang lain di sekitarnya, yang kemudian memicu fenomena FOMO (fear of missing out).

Karena itu, agar generasi muda saat ini tidak mudah untuk menggunakan jasa pinjol dalam menghadapi tantangan keuangannya, Wahyudi menekankan agar dilakukan pengetatan regulasi. Regulasi tersebut seharusnya menetapkan batasan jelas mengenai tujuan penggunaan pinjol, agar layanan ini tidak disalahgunakan.

"Sampai diatur pada level penggunaannya, ini untuk apa segala macam. Karena kan kredit-kredit yang lain rata-rata semuanya udah spesifik peruntukannya," kata Wahyudi.

Iklan

Sebagai informasi, hasil survei Inventure 2024 tentang Indonesia Market Outlook 2025 menunjukkan ada 34 persen Gen Z pernah mengakses pinjaman online (pinjol) dalam enam bulan terakhir pada September 2024. Sementara itu, 66 persen Gen Z menyatakan tak pernah mengakses layanan pinjol yang meliputi Kredivo, Dana, Akulaku, Easy Cash, dan lain-lain.

“Artinya satu dari tiga Gen Z mengakses pinjol. Alasan paling dominan untuk membeli barang konsumsi, seperti gadget premium,” kata Yuswohady, Managing Partner Inventure, dalam press conference secara daring Indonesia Industry Outlook 2025 bertajuk tema Indonesia Market Outlook 2025: Kelas Menengah Hancur, Masihkah Bisnis Mantul? pada Selasa, 22 Oktober 2024.

Yuswohady mengatakan berdasarkan hasil survei, ada 61 persen Gen Z menggunakan hasil pinjol ini untuk membeli barang konsumsi (gadget, peralatan rumah tangga, dll); 35 persen Gen Z berbelanja (baju, sepatu, dll) di toko online atau offline dari hasil pinjol; 27 persen untuk modal usaha; 23 persen Gen Z menggunakan pinjol untuk nongkrong dan liburan (ngopi, ongkos transportasi, makanan, maupun belanja saat liburan). Selain itu, ada juga 18 persen Gen Z yang menggunakan pinjol untuk menutup kebutuhan sehari-hari, 13 persen untuk membayar cicilan yang sudah ada, dan 5 persen untuk biaya pendidikan.

“Hal ini dipengaruhi oleh gaya hidup Gen Z yang gemar mendokumentasikan aktivitas mereka saat menonton konser atau liburan, kemudian mengunggah ke media sosial,” kata dia.

Adil Al Hasan berkontribusi dalam tulisan ini.

Pilihan Editor: Prabowo Janji Hilangkan Kemiskinan, Ekonom: Jangan Mengandalkan Bansos

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |