Mengapa Profesor Amerika Akui Kejeniusan Militer Sahabat Nabi SAW Khalid bin Walid?

3 hours ago 8

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sosok Sahabat Nabi Muhammad SAW, Khalid bin al-Walid RA menjadi perbincangan setelah seorang akademisi asal Amerika Serikat (AS), Prof Roy Casagranda menyampaikan analisis mendalam mengenai strategi militernya.

Video ceramah Casagranda yang beredar luas beberapa waktu lalu menyebut Khalid sebagai salah satu komandan perang paling brilian dalam sejarah manusia.

Dalam kuliahnya, profesor ilmu politik di Austin Community College, Texas itu menyoroti strategi perang Khalid bin al-Walid, khususnya dalam Pertempuran Al-Farid pada tahun 12 H/634 M yang terjadi di perbatasan Irak–Suriah, tepatnya di daerah antara al-Qaim dan Al-Bukamal.

Dalam pertempuran itu, pasukan Muslim yang serba terbatas mampu menaklukkan aliansi besar Persia dan Romawi yang dikenal memiliki kekuatan militer jauh lebih unggul.

Yang menarik dalam ceramah Casagranda dan membuat videonya viral adalah cara dia membandingkan terbatasnya kapasitas pasukan Islam pada saat itu dan peralatan militer mereka yang sederhana dengan pasukan dan peralatan dari kekuatan besar yang mereka hadapi. Belum lagi ditambah kondisi geografis yang kompleks dan sulit.

Terlepas dari fakta-fakta ini, ceramahnya menyoroti bagaimana Khalid bin Walid dapat meraih kemenangan yang menentukan dalam pertempuran itu, membuka jalan untuk menaklukkan seluruh wilayah barat Irak.

Casagranda menilai kemenangan tersebut bukan sekadar keberuntungan, melainkan buah dari kecerdasan strategi dan kecepatan taktik Khalid bin al-Walid.

Riwayat gemilang Khalid bin al-Walid bermula sejak Perang Mu’tah pada tahun 8 Hijriyah. Saat itu, Nabi Muhammad SAW mengutus 3.000 pasukan Muslim menghadapi serangan besar Romawi di wilayah yang kini masuk Yordania.

Panji perang awalnya dipimpin tiga sahabat utama: Zaid bin Haritsah, Ja’far bin Abi Thalib, dan Abdullah bin Rawahah. Namun ketiganya gugur satu per satu sebagai syuhada. Ketika pasukan hampir hancur, Khalid bin Walid yang saat itu masih baru masuk Islam mengambil alih komando.

Dengan taktik militer yang cerdas, ia mengatur ulang formasi pasukan sehingga Romawi mengira bala bantuan Muslim telah datang.

Strategi ini memecah konsentrasi lawan dan memungkinkan pasukan Muslim mundur secara taktis tanpa kehancuran total. Keputusan itu sempat disalahpahami sebagian orang, namun Nabi Muhammad SAW membela Khalid.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |