TEMPO.CO, Jakarta - Anggaran Program Makan Bergizi Gratis dinilai tidak cukup hanya Rp 71 triliun sampai Desember 2025. Awalnya, Deputi II Kantor Komunikasi Kepresidenan Noudhy Valdrino, menyatakan pemerintah ingin mengoptimalkan anggaran Rp 71 triliun yang dialokasikan untuk program MBG.
Untuk memaksimalkan penyaluran ke 26 provinsi yang saat ini berpartisipasi dalam MBG, Noudhy menyebut realisasi biaya program makan gratis tidak dipatok mutlak Rp 10 ribu per porsi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Anggaran itu yang difokuskan adalah berapa efisiennya. Kalau misalnya bisa dari jangka ya bisa mungkin Rp 10 ribu, ada yang Rp 12 ribu, Rp 15 ribu," ujar Noudhy di SD Angkasa 5, Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Senin, 6 Januari 2025.
Noudhy menjelaskan setiap daerah memiliki perhitungan berbeda untuk harga bahan baku, sehingga ia menekankan pentingnya efisiensi dibanding pembatasan anggaran.
Ia menyebut perlunya peran akuntan dalam menghitung kalkulasi tersebut. Lebih lanjut, Noudhy menyebut pemerintah menghendaki tercapainya angka kecukupan gizi bagi penerima manfaat MBG. "Jadi kami tidak fokus pada satu porsi harganya berapa, tapi yang paling penting efisiensi dari anggaran tersebut," ujarnya.
Kendati membuka peluang untuk membuat anggaran Makan Bergizi Gratis di atas Rp 10 ribu, Noudhy menginginkan jumlah totalnya tidak lewat dari Rp 71 triliun. Noudhy berujar bila makin banyak penerima manfaat yang bisa terjaring dari alokasi APBN itu, maka makin positif untuk program MBG.
Di sisi lain, perhitungan berbeda disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan alias Zulhas. Zulhas mengatakan anggaran Makan Bergizi Gratis sebesar Rp 71 triliun yang tersedia saat ini hanya mencukupi hingga Juni 2025. Bahkan, dana tersebut belum mampu mencakup seluruh anak sekolah di Indonesia.
Dalam rapat koordinasi terbatas bidang pangan di Gedung Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Zulhas menyebut anggaran sebesar Rp71 triliun yang tersedia saat ini hanya mencukupi hingga Juni 2025. “Sekarang Rp71 triliun cukup sampai bulan Juni. Kalau tahun depan mau semua dari Januari, maka perlu anggaran Rp 420 triliun,” kata Ketua Umum PAN itu pada Selasa 7 Januari 2025.
Zulhas juga menyebut bahwa jika program makan bergizi gratis (MBG) ini ingin dijalankan secara penuh selama satu tahun dari Januari hingga Desember, maka diperlukan anggaran mencapai Rp420 triliun. “Bayangkan, belanja makanan sebesar itu setiap tahun. Ini tentu memerlukan upaya yang sangat besar,” tambahnya.
Tambahan anggaran sebesar Rp 140 triliun yang diajukan pada Juni mendatang direncanakan untuk mendanai program MBG dari Juli hingga Desember 2025. Selain itu, Badan Gizi Nasional juga berencana menambah jumlah anak penerima manfaat.
Sebelumnya, Badan Gizi Nasional mendapatkan anggaran sebesar Rp 71 triliun untuk operasional program Makan Bergizi Gratis. Sementara MBG dipatok senilai Rp 10 ribu per anak dan ibu hamil. Nominal itu turun dari yang sebelumnya Rp 15 ribu. Presiden Prabowo meyakini bahwa alokasi tersebut cukup kebutuhan pelaksanaan MBG di daerah.
Program makan bergizi gratis merupakan salah satu program unggulan Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan kualitas gizi anak-anak di Indonesia. Dengan tantangan anggaran dan logistik yang ada, keberhasilan program ini akan sangat bergantung pada kerja keras seluruh pihak yang terlibat.
Karunia Putri, Daniel A. Fajri, Hendrik Yaputra, dan Ilona Estherina berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Sejumlah Tokoh Bersuara Soal Hal-hal yang Harus Dievaluasi Usai Sepekan Program Makan Bergizi Gratis