REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat A Muhaimin Iskandar mengumpulkan 507 kepala sekolah (Kepsek) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) se-Jawa Barat (Jabar). Hal ini, dilakukan untuk mempercepat program SMK Go Global. Sebanyak 355 kepala sekolah hadir secara langsung sementara 152 lainnya melalui daring.
Menurut Menko Muhaimin, tantangan pasar kerja global tidak dapat dihadapi dengan pola pendidikan lama. Tapi, dibutuhkan perubahan mindset, standar kompetensi bertaraf internasional, serta jejaring kerja lintas negara agar lulusan SMK mampu menembus pasar kerja dunia.
“Karena itu SMK Go Global ini dari hilir ke hulu kita akan kolaborasi, dari yang sudah siap berangkat, dari yang akan berangkat sampai kurikulum yang paling bawah harus di benahi,” ujar Menko Muhaimin pada Workshop Kepala Sekolah untuk Program SMK Go Global berlangsung di Hotel Pullman Bandung, Jawa Barat, Senin (1/12/2025).
Muhaimin mengatakan, tantangan pasar kerja global perlu dihadapi dengan perubahan mindset, standar kompetensi bertaraf internasional. Serta, jejaring kerja lintas negara agar lulusan SMK mampu menembus pasar kerja dunia.
Menko Muhaimin pun, memaparkan tiga langkah sederhana yang wajib mulai diterapkan oleh setiap sekolah untuk mempercepat implementasi SMK Go Global. Pertama, menentukan negara tujuan yang sesuai dengan keahlian dan kejuruan sekolah. Misalnya, Jepang saat ini membutuhkan perawat, Jerman membutuhkan teknisi, Korea Selatan membutuhkan ahli manufaktur dan Eropa Timur membutuhkan tenaga perhotelan.
Kemudian, kata dia, sekolah juga perlu mempelajari bahasa dan budaya kerja negara tujuan. Namun, bukan hanya bahasa tetapi juga cara berpikir, disiplin, serta etika kerja global agar siswa tidak hanya siap bekerja, namun mampu beradaptasi.
Terakhir, kata dia, sekolah juga perlu menggandeng dunia usaha, industri, serta lembaga pelatihan internasional untuk membuka akses karier global bagi lulusan SMK. “Saya optimis target kita akan tercapai semua, kementerian dan lembaga perlu memperbaiki koordinasi sekaligus tata kelolanya, semua pihak swasta yang terlibat menjadi bagian integral dari gotong royong ini,” kata Menko Muhaimin.
Workshop ini juga menghadirkan penyedia kerja, lembaga pelatihan, dan perwakilan pemerintah Jepang sebagai mitra strategis. Melalui forum ini, sekolah akan mendapatkan panduan nyata mengenai standar kompetensi yang harus dipenuhi agar lulusan SMK dapat diterima di sektor industri global.
Provinsi Jabar, memiliki 2.098 SMK dengan total murid 1,02 juta siswa dan merupakan kantong pekerja migran kedua terbesar di Indonesia. Yaitu, sebanyak 47.830 pekerja sehingga diharapkan mampu menjadi percontohan bagi provinsi lain.

53 minutes ago
7














































