Menkum Setuju Karya Jurnalistik Harus Dilindungi dari Gempuran AI untuk Menyelamatkan Demokrasi

4 hours ago 11

Menteri Hukum Supratman Andi Agtas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Hukum (Menkum) Supratman Andi Agtas menyerukan pentingnya melindungi karya jurnalistik di tengah disrupsi kecerdasan buatan (AI). Ia menegaskan, negara tidak boleh membiarkan profesi wartawan kehilangan nilai ekonomi akibat konten berita yang dengan mudah disalin dan diolah ulang oleh mesin pintar.

“Saya setuju, karya jurnalistik harus dilindungi. Media adalah pilar demokrasi. Kalau media tak punya kemandirian dan tidak bisa mengoptimalkan karya jurnalistik untuk hidup, saya enggak pernah berharap tentang demokrasi (di masa depan),” kata Supratman dalam Indonesia Digital Conference (IDC) 2025 yang digelar Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) di Jakarta, Rabu (22/10/2025).

Supratman menegaskan, seluruh karya cipta, termasuk karya jurnalistik, memiliki nilai ekonomi yang patut dijaga. “Semua karya cipta itu wajib dilindungi karena ada manfaat ekonominya. Dan manfaat ekonominya itulah yang harus dijaga oleh negara,” katanya.

Menurut dia, Kemenkum kini mendorong sistem pendaftaran hak cipta yang lebih cepat dan efisien. “Sekarang dua menit klik mendaftar, langsung keluar sertifikat. Itu bukti pengakuan negara,” ujarnya.

Namun, Supratman mengingatkan, perlindungan hukum tidak cukup tanpa keberlanjutan ekonomi. “Tapi persoalan berikut, buat apa dilindungi, kalau kemudian manfaat ekonominya enggak ada. Orang mau dilindungi karyanya mungkin saja satu, manfaat ekonominya enggak ada, tapi butuh pengakuan bahwa itu milik saya,” tegasnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa Indonesia tengah memperjuangkan Protokol Jakarta di Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia (WIPO). Inisiatif ini bertujuan memperkuat tata kelola royalti dan memastikan kekayaan intelektual — termasuk karya jurnalistik — memiliki nilai ekonomi yang nyata.

“Ini akan dibahas dalam sidang Standing Committee on Copyright and Related Rights di awal Desember nanti,” ungkapnya.

Supratman bahkan membuka peluang bagi insan pers untuk turut terlibat dalam proses diplomasi internasional tersebut. “Saya ingin teman-teman media ikut dalam tim negosiasi, karena perjuangan ini juga menyangkut masa depan karya jurnalistik di era digital dan AI,” katanya.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |