Menteri Maman Klarifikasi dan Minta Maaf Soal Usulan UMKM Produksi Tas KW

3 hours ago 10
Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman | Wikipedia

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM — Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman akhirnya menyampaikan permohonan maaf terkait pernyataannya yang sempat menuai kritik luas karena dianggap mendorong pelaku UMKM memproduksi barang tiruan atau tas KW.

Dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Selatan, Rabu (22/10/2025), Maman mengakui adanya kekeliruan dalam penyampaian ide saat kunjungannya pekan lalu. Ia menyebut, maksud sebenarnya bukanlah mengajak pelaku UMKM meniru merek terkenal secara ilegal, melainkan belajar dari strategi dan kualitas produk perusahaan besar.

“Saya atas nama pribadi meminta maaf. Sebagai menteri, saya harus jujur mengakui bahwa ada kesalahan dalam penyampaian saya. Esensinya bukan meniru merek, tetapi bagaimana kita bisa belajar dari kualitas, kemasan, dan strategi pasar produk global,” jelas Maman.

Maman menegaskan bahwa gagasan tersebut seharusnya dimaknai sebagai bentuk penerapan konsep amati, tiru, modifikasi (ATM) dalam dunia usaha. Ia mencontohkan bahwa banyak produk lokal bisa berkembang pesat karena mengadaptasi gaya dan standar produk internasional, bukan dengan menjiplak mereknya.

“Yang saya maksud sebenarnya adalah bagaimana UMKM kita bisa membuat produk dengan kualitas dan daya tarik seperti yang kita lihat di luar negeri, lalu dimodifikasi sesuai karakter pasar kita sendiri,” tambahnya.

Sebelumnya, pernyataan Maman sempat memicu polemik ketika menyinggung nama-nama merek besar seperti Louis Vuitton dan Dior. Dalam kunjungan di ICE BSD, Tangerang Selatan, Rabu (15/10/2025), ia sempat melontarkan analogi bahwa UMKM bisa memproduksi “Louis Vutong” atau “Doir” sebagai bentuk inovasi lokal menghadapi maraknya tas tiruan impor asal China.

Pernyataan tersebut langsung viral dan menuai kritik dari publik, termasuk pengamat hukum bisnis yang menilai ajakan itu berpotensi melanggar hak kekayaan intelektual (HAKI).

Menanggapi hal itu, Maman menegaskan bahwa dirinya tidak bermaksud melegalkan produk tiruan. Ia justru prihatin terhadap maraknya produk impor ilegal yang masuk ke Indonesia dan menekan industri kecil dalam negeri.

“Kita tahu masih ada oknum di lapangan, termasuk di Bea Cukai, yang memungkinkan barang-barang selundupan masuk ke pasar. Ini merugikan UMKM yang berjuang dengan keterbatasan,” ujarnya.

Menurut politikus Partai Golkar itu, ide awalnya justru ingin memberi semangat kepada pelaku UMKM agar tak hanya menjadi korban arus impor, tetapi mampu bersaing dengan kreativitas dan inovasi produk.

“Saya ingin mengubah cara pandang kita. UMKM jangan terus merasa sebagai pihak yang kalah. Mari ubah mindset menjadi pelaku yang kreatif dan berani berinovasi,” tegasnya.

Maman juga menyatakan terbuka terhadap semua kritik yang muncul. Ia menilai reaksi publik sebagai bentuk kontrol sosial yang sehat terhadap kebijakan pemerintah. “Saya terima semua masukan dengan lapang dada. Ini menjadi pembelajaran agar ke depan komunikasi publik bisa lebih hati-hati,” pungkasnya. [*] Disarikan dari sumber berita media daring

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |