Merapi Muntahkan Awan Panas 19 Kali! BPBD Sleman Siaga Total, Dapur Masker Disiapkan!

2 hours ago 12
Ilustrasi lava pijar gunung berapi | freepik

SLEMAN, JOGLOSEMARNEWS.COM Aktivitas vulkanik Gunung Merapi kembali meningkat dalam dua hari terakhir. Gunung yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu terpantau menghembuskan awan panas guguran sebanyak sembilan kali sejak Minggu (2/11/2025) siang hingga Senin (3/11/2025) dini hari.

Menanggapi kondisi tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman langsung memperketat langkah antisipasi. Personel disiagakan di berbagai titik rawan lereng Merapi, mulai dari Kaliurang, Ngrangkah, Tunggularum, hingga Glagaharjo.

“Semua pos pantau aktif memonitor perkembangan situasi. Tim di lapangan dan di Pusdalops juga standby penuh, termasuk barak pengungsian,” ujar Bambang Kuntoro, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Senin (3/11/2025).

Menurut Bambang, walau belum ada dampak langsung di wilayah Sleman, pihaknya tetap menyiapkan seluruh kebutuhan dasar bila sewaktu-waktu terjadi erupsi.
“Setiap padukuhan sudah kami suplai masker. Stok di gudang logistik masih ada sekitar 12.000 pcs, siap dikirim kapan pun,” jelasnya.

BPBD juga telah berkoordinasi dengan Basarnas dan SAR Polda DIY yang kini berada dalam posisi siaga. Mereka akan segera bergerak jika terjadi kondisi darurat.

Kepala Pelaksana BPBD Sleman, R. Haris Martapa, menambahkan, sistem mitigasi bencana di kawasan Merapi sudah dalam posisi siap tempur. Selain logistik dan barak pengungsian, sistem peringatan dini atau Early Warning System (EWS) di sepanjang sungai berhulu Merapi juga sudah dicek dan dinyatakan aktif.
“Semua alat EWS berfungsi dan ada petugas penjaga di setiap pos,” ujarnya.

Dari laporan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), awan panas Merapi kali ini meluncur sejauh 2.500 meter ke arah barat daya, tepatnya ke sektor Kali Bebeng, Kali Sat/Putih, dan Kali Krasak. Selain itu, terekam pula 19 kali guguran lava pijar ke arah yang sama dengan jarak luncur maksimum 2.000 meter.

Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso, menjelaskan bahwa fenomena seperti ini masih tergolong normal dalam fase erupsi yang sudah berlangsung sejak 2021.
“Peningkatan suplai magma dan kondisi kubah lava yang tidak stabil menjadi faktor utama. Curah hujan tinggi juga mempercepat pelepasan material dari kubah,” terangnya.
Ia menambahkan, kejadian awan panas pada Minggu malam kemungkinan merupakan kombinasi dari dua faktor tersebut.

Dengan kesiapsiagaan penuh dari berbagai pihak, warga di lereng Merapi diimbau untuk tetap tenang namun waspada, serta terus memantau informasi resmi dari BPPTKG dan BPBD Sleman. [*] Disarikan dari sumber berita media daring

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |