Misi Cina untuk ASEAN Kecam Kebijakan Tarif Trump

4 hours ago 6

TEMPO.CO, Jakarta - Misi Cina untuk ASEAN merespons kebijakan Amerika Serikat yang mengenakan tarif impor terhadap mitra dagangnya, termasuk Cina. Menurut Cina, keputusan Presiden AS Donald Trump itu merugikan kepentingan semua negara sekaligus melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Pemerintah Cina menilai kebijakan AS itu sangat merusak sistem perdagangan multilateral berbasis aturan dan mengganggu tatanan ekonomi global. Cina mengecam langkah AS ini. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Pemerintah Cina mengutuk keras dan dengan tegas menentang tindakan tersebut," kata Misi Cina untuk ASEAN dalam keterangan resmi, Sabtu, 5 April 2025.

Cina menilai AS telah menentang hukum dasar ekonomi dan prinsip pasar. Cina juga menyebut bahwa AS mengabaikan hasil yang seimbang yang dicapai melalui negosiasi perdagangan multilateral. 

Selain itu, Cina juga menyinggung bahwa AS telah lama mendapat manfaat besar dari perdagangan internasional dan mempersenjatai tarif untuk memberikan tekanan maksimum demi kepentingan pribadi. 

"Ini adalah tindakan khas unilateralisme, proteksionisme, dan intimidasi ekonomi," ujar pernyataan itu. 

Cina menuturkan bahwa melalui kedok "timbal balik" dan "keadilan", AS memainkan zero-sum game untuk mengejar "America First" dan "keistimewaan Amerika". Adapun zero-sum game merujuk pada kerja sama yang menghasilkan keuntungan bagi satu pihak, namun membawa kerugian kepada pihak lain. 

Amerika, jelas Cina, berupaya mengeksploitasi tarif untuk menumbangkan tatanan ekonomi dan perdagangan internasional yang ada, menempatkan kepentingan AS di atas kebaikan bersama masyarakat internasional, dan memajukan ambisi hegemonik AS dengan mengorbankan kepentingan sah semua negara. 

"Tindakan tersebut pasti akan menghadapi pertentangan luas dari masyarakat internasional," tulis pernyataan tersebut. 

Konflik perdagangan ini dapat berpotensi memperburuk hubungan ekonomi antara dua negara terbesar di dunia. Tarif yang diterapkan oleh Amerika Serikat sangat signifikan dan melibatkan hampir semua negara mitra dagangnya. 

Dikutip dari The Guardian, AS mengenakan tarif 10 persen pada sebagian besar barang impor, termasuk barang-barang dari Cina, Meksiko, dan Kanada. Namun, negara-negara dengan hubungan perdagangan yang lebih lekat dengan AS dikenakan tarif yang lebih tinggi. Salah satu negara yang terdampak adalah Cina yang dikenakan tarif 34 persen, sehingga total tarif yang berlaku untuk barang-barang Cina di tahun ini menjadi 54 persen.

Kebijakan tarif AS ini tidak dibiarkan begitu saja oleh pemerintah Cina. Cina segera mengeluarkan serangkaian langkah pembalasan. Salah satu langkah utama yang diambil adalah penerapan tarif 34 persen pada semua barang impor dari Amerika Serikat.

Dikutip dari CNA Lifestyle, Cina juga memperketat ekspor terhadap beberapa bahan baku langka yang sangat dibutuhkan oleh industri AS, seperti mineral bumi langka yang digunakan dalam teknologi tinggi dan produk elektronik.

Pemerintah Cina menganggap kebijakan tarif ini sebagai tindakan yang tidak adil dan merugikan kedua belah pihak. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Guo Jiakun, dalam sebuah kesempatan menyatakan bahwa "pasar telah berbicara". Hal ini menunjukkan bahwa Cina menilainya sebagai langkah yang salah dan merugikan.

Cina mengimbau agar AS membuka dialog dan mencari solusi yang lebih adil dalam penyelesaian masalah perdagangan ini. Beberapa asosiasi perdagangan Cina mengeluarkan pernyataan keras, dengan mengingatkan bahwa tarif ini bisa memperburuk inflasi di AS dan mempengaruhi daya beli konsumen di sana. Mereka juga menekankan bahwa kebijakan ini berpotensi merugikan ekonomi global yang sudah rapuh akibat pandemi.

Konflik ini berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi dunia dan mempersulit penyelesaian masalah perdagangan antara dua negara terbesar di dunia ini. Dalam menghadapi kebijakan tersebut, Cina jelas berusaha melindungi kepentingan ekonominya sembari mencari alternatif pasar lain untuk mengurangi dampak negatif dari kebijakan tarif AS.

Putri Safira Pitaloka ikut berkontribusi dalam penulisan artikel ini. 

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |