Mudrick Sangidu Pendiri Ormas Mega Bintang, Tutup Usia

3 hours ago 5

TEMPO.CO, Solo - Pendiri ormas Mega Bintang Mudrick Sangidu tutup usia pada Ahad siang, 19 Januari 2025. Politikus senior Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kota Solo itu wafat sekitar pukul 14.00 WIB di usia 81 tahun.

Ketua Majelis Pakar DPC PPP Kota Solo, Arif Sahudi, mengkonfirmasi kabar meninggalnya Mudrick tersebut.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Betul (Mudrick Sangidu meninggal dunia. Sakit sepuh (karena sudah lanjut usia)," ungkap Arif ketika dihubungi Tempo Ahad 19 Januari 2025.

Seorang pengurus DPC PPP Kota Solo lainnya, Johan Syafaat juga membenarkan informasi tersebut. Ia mengaku mendapatkan kabar wafatnya Mudrick dari seorang aktivis Mega Bintang. Menurut kabar yang diterimanya, Mudrik menghembuskan nafas terakhir pada sekitar pukul 14.00 WIB.

“Iya baru saja (wafat) saya di telepon teman. Meninggal tadi baru saja sekira jam 14.00 WIB di Rumah Sakit (RS) Indriati Sukoharjo,” katanya kepada wartawan.

Johan mengatakan, penyakit yang diderita Mudrick karena faktor usia. Bahkan, menurutnya, penyakit Mudrick juga telah komplikasi dan baru saja pasang ring. 

“Sakitnya karena sepuh (tua), sudah komplikasi, sakit sepuh faktor usia. Sempat dipasang ring terus keluar masuk rumah sakit. Sakitnya juga sudah agak lama,” tuturnya. 

Johan mengaku minggu lalu sempat menjenguk Mudrick di ICU RS Indriati. Menurutnya, kondisi Mudrick saat itu naik-turun. 

“Terakhir ketemu di rumah sakit kemarin seminggu yang lalu, saya jenguk beliau di ICU," katanya.

Ia mengungkapkan saat berada di ruang ICU RS Indriati tersebut Mudrick masih bisa berkomunikasi dengannya. Mudrick juga sempat meminta didoakan.

"Minggu lalu beliau bisa berkomunikasi dengan saya dengan baik. 'Dongake ya, Le' (doakan ya, Nak). Tapi nafas sudah berat. Selang dua hari saya ke sana lagi bersama pengurus PPP Jawa Tengah. Terus sudah ada di kamar, kondisi drop, keluar masuk ICU, kamar, ICU, kamar,” ungkap dia. 

Johan mengenang sosok Mudrick sebagai orang yang baik meskipun terkenal keras dan sering mengkritik pemerintahan. Namun, di balik sifat kerasnya, menurut dia, Mudrick merupakan sosok yang mudah terenyuh hatinya. 

“Beliau orang baik. Memang keras, sama anak buah keras, demi kebaikan. Tapi beliau gampang (mudah) terenyuh, melihat ketidakadilan, kesengsaraan, melihat orang susah dia nggak seneng, mesti langsung sedih, langsung menitikkan air mata,” ungkapnya. Ia menambahkan, bahkan di usianya yang tak lagi muda Mudrick tetap aktif.

Pemilik nama lengkap Mudrick Setiawan Malkan Sangidu pada era reformasi dikenal sebagai salah satu tokoh yang vokal menyuarakan kritikan terhadap pemerintahan yang kala itu dipimpin oleh Joko Widodo atau Jokowi selaku Wali Kota Solo. 

Mudrick merupakan politikus senior PPP sekaligus pendiri Mega Bintang, ormas yang merupakan kelompok massa PPP dan Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang saat itu ingin melawan hegemoni Soeharto di era Orde Baru. 

Mudrick juga menjadi inisiator aksi Aliansi People Power yang digelar di Kota Solo, menolak cawe-cawe Presiden Jokowi dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 lalu. Mudrick menyuarakan kritikan pedas dan membuat surat terbuka kepada Presiden Jokowi yang berisi agar Istana tidak dijadikan posko pemenangan salah satu calon presiden. 

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |