REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan asesmen terkait opsi relaksasi keuangan kepada nasabah dan debitur yang terdampak bencana alam di Sumatera, yaitu Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
“Kami sedang melakukan asesmen mengenai bagaimana dampaknya,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, di sela-sela forum Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) Asia soal Keuangan Digital 2025 di Sanur, Denpasar, Bali, Senin (1/12/2025).
Menurut dia, ada dua fokus yang sedang dibahas, yaitu terkait proses klaim dan penggantian asuransi secara menyeluruh.
Koordinasi intensif sedang dilakukan oleh komisioner bersama kepala eksekutif yang membawahi sektor asuransi, yakni Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) OJK, Ogi Prastomiyono. Fokus kedua, imbuh dia, ialah asesmen terkait tindak lanjut penanganan pembiayaan atau kredit terdampak bencana.
“Kami sedang melakukan asesmen apakah memerlukan suatu aktivasi dari pengaturan terkait penanggulangan bencana atau bisa dilakukan langsung oleh masing-masing lembaga jasa keuangan. Ini juga sedang koordinasi lebih dalam lagi,” ucapnya.
Koordinasi tersebut, kata dia, sedang dikerjakan oleh Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK, Agusman.
Mahendra menambahkan, opsi pelonggaran tersebut menjadi fokus utama regulator bersama pihak terkait lainnya sebagai bentuk kepedulian dan kehadiran negara terhadap para korban bencana di tiga provinsi itu. “Ini merupakan prioritas dan fokus kami bersama pihak terkait bagaimana dampak atau konsekuensi pembiayaan dan keuangan,” ucapnya.
Sebelumnya, bencana alam berupa banjir bandang dan tanah longsor terjadi di sejumlah daerah di Tanah Air, termasuk di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Berdasarkan data sementara yang dihimpun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 30 November 2025, jumlah korban tewas mencapai 442 orang dan 402 jiwa masih dalam pencarian, serta membuat ribuan orang mengungsi.
Adapun dari jumlah itu, korban tewas paling banyak berada di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 217 orang.
sumber : Antara

1 hour ago
7
















































