TEMPO.CO, Jakarta - Rencana Edinburgh menerapkan pajak turis akan segera terwujud. Pemerintah Skotlandia telah memberikan wewenang kepada otoritas lokal untuk menerapkan biaya pengunjung. Biaya tersebut akan mulai berlaku pada tahun 2026. Edinburgh akan menjadi kota pertama di Skotlandia yang menerapkan pajak turis.
Dilansir dari Metro UK, pajakyang disetujui dalam Transient Visitor Levy atau Retribusi Pengunjung Sementara ditetapkan sebesar lima persen per kamar per malam, dari biaya akomodasi, baik di hotel, B&B, hostel, dan persewaan liburan seperti Airbnb. Pajak tersebut dibatasi untuk tujuh hari berturut-turut. Artinya wisatawan hanya akan dikenakan biaya selama satu minggu, meskipun akan tinggal lebih lama di akomodasi yang sama.
Besaran pajak turis Edinburgh
Misalnya, jika menginap di Airbnb senilai 80 pound sterling atau Rp 1,5 juta per malam, harus membayar pajak sebesar 4 pound sterling atau Rp 79 ribu per malam. Semakin mahal akomodasinya, maka semakin mahal pula pajaknya. Pajak ini diterapkan sebagai biaya tambahan PPN, artinya tidak perlu melakukan pembayaran terpisah, karena pembayaran tersebut akan ditambahkan ke biaya akomodasi
Jumlah pendapatan dari pajak itu diperkirakan akan mencapai 50 juta pound sterling atau Rp 995 miliar per tahun pada tahun 2029. Dewan kota Einburgh mengklaim dana tersebut akan diinvestasikan dalam infrastruktur, perumahan terjangkau, budaya, warisan budaya, dan acara-acara, dengan 35 persen dana disisihkan untuk sektor seni.
Pajak turis tersebut mulai berlaku pada 24 Juli 2026 namun akan ada masa transisi. Wisatawan yang akan memesan akomodasi di Edinburgh setelah 1 Mei 2025, untuk masa menginap setelah 24 Juli 2026, harus membayar pajak. Pihak berwenang setempat meminta hotel dan situs pemesanan mensosialisasikan Retribusi Pengunjung Sementara dengan baik terlebih dahulu, sehingga wisatawan tidak merasa terjebak.
Tanggapan operator pariwisata
Namun beberapa operator pariwisata khawatir, pajak tersebut akan membuat wisatawan enggan mengunjungi Edinburgh. “Ini masih menjadi masalah yang sangat kontroversial,” kata Marc Crothall, kepala eksekutif Aliansi Pariwisata Skotlandia, kepada situs berita perjalanan Skift, seperti dilansir dari Euronews.
Menurut Marc, ada kekhawatiran mengenai total harga di masa depan bagi pelanggan dan apa dampaknya terhadap pemesanan di masa depan. Terutama oleh pengunjung domestik ketika sudah ada tanda-tanda penurunan pemesanan dari pasar ini karena krisis biaya hidup di Inggris yang masih menghantui," ujarnya.
Selain Edinburgh, Scottish Highland, juga mempertimbangkan pajak turis. Wilayah pegunungan dan lembah ini menerima lebih dari enam juta wisatawan setiap tahunnya, termasuk pelancong sehari-hari dan penumpang kapal pesiar.
Wilayah Dataran Tinggi sudah mempertimbangkan biaya pengunjung pada tahun 2019 dan memperkirakan bahwa wilayah tersebut akan mengumpulkan dana sebesar 10 juta pound sterling atau Rp 199 miliar per tahun untuk meningkatkan infrastruktur lokal.