Pakar Sebut 5 Pilar untuk Menangani Anak dengan Diabetes Tipe 1

1 month ago 33

TEMPO.CO, Jakarta - Diabetes melitus (DM) tidak hanya dialami orang dewasa tetapi juga anak. Spesialis anak subspesialis endokrinologi di RS Pondok Indah – Pondok Indah, Prof. Dr. dr. Aman Bhakti Pulungan, Sp. A, mengatakan anak paling sering mengalami diabetes tipe 1 karena kekurangan insulin absolut dalam tubuh akibat rusaknya sel kelenjar pankreas oleh proses autoimun.

"Masalah utama yang terjadi di Indonesia adalah kurangnya kesadaran masyarakat, bahkan tenaga kesehatan, bahwa DM dapat terjadi pada anak sehingga kasus DM pada anak sering terabaikan," kata Aman, Senin, 9 Desember 2024.

Data 2022 dari Federasi Diabetes Internasional (IDF) menunjukkan 1,2 juta anak penderita diabetes tipe 1 berusia kurang dari 19 tahun di seluruh dunia. Di Indonesia, tercatat 150 kasus angka kejadian diabetes tipe 1 pada t2009.

Gejala awal yang umum diabetes melitus pada anak meliputi sering haus, sering buang air kecil, cepat lelah, dan berat badan turun drastis. Anak juga bisa mudah lapar dan mengalami infeksi kulit berulang.

"Gejala yang muncul pada anak mengalami KAD (gejala sudah berat) adalah sesak napas, mual, muntah, sakit perut, atau pingsan. Kelalaian penanganan pada kondisi ini dapat menyebabkan kematian," jelasnya.

Dalam menangani anak dengan diabetes tipe 1 ada lima pilar, yaitu suntik insulin, pemantauan gula darah, pengaturan makan, aktivitas fisik, serta edukasi. Aman mengatakan penanganan diabetes tipe 1 pada anak perlu pendekatan yang menyeluruh dari tim tenaga kesehatan yang terdiri atas spesialis anak subspesialis endokrin, spesialis anak subspesialis nutrisi dan penyakit metabolik, atau dokter spesialis gizi klinik atau ahli gizi, psikiater atau psikolog, dan edukator DM.

"Penyuntikan insulin mutlak harus dilakukan karena dasar penyebab DM tipe 1 adalah tidak adanya insulin yang dihasilkan dalam tubuh. Satu-satunya cara pemberian insulin yang terbukti efektif hingga saat ini adalah melalui suntikan di bawah kulit," paparnya.

Selain itu, pemantauan gula darah mandiri dianjurkan untuk dilakukan setidaknya empat kali dalam sehari, yaitu pagi hari saat bangun tidur, sesaat sebelum makan, 1,5-2 jam setelah makan, dan malam hari sebelum tidur. Hal ini dilakukan untuk memastikan dosis insulin yang diberikan sesuai kebutuhan tubuh anak.

Perhatikan pola makan
Aman juga mengatakan pola makan anak dengan diabetes tipe 1 harus diperhatikan agar anak mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan untuk proses tumbuh kembang sekaligus mencegah komplikasi diabetes tipe 1. Asupan nutrisi yang baik terdiri atas 45-50 persen karbohidrat, 15-20 persen protein, dan kurang dari 35 persen lemak. 

Pasien dan keluarga harus memahami cara menyesuaikan dosis insulin berdasarkan konsumsi karbohidrat sehingga anak lebih fleksibel dalam mengonsumsi karbohidrat. Aman mengatakan aktivitas fisik penting dilakukan untuk menjaga kebugaran tubuh anak di samping juga menurunkan kebutuhan insulin dan meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin.

"Rekomendasi aktivitas fisik pada anak dengan DM tipe 1 sama dengan populasi umum, yaitu aktivitas dengan durasi 60 menit setiap hari yang mencakup aktivitas aerobik dan penguatan otot serta tulang. Aktivitas aerobik sebaiknya dilakukan lebih sering sementara penguatan otot dan tulang dilakukan paling tidak tiga kali per minggu," kata lulusan Universitas Indonesia ini.

Meskipun pasien perlu penanganan khusus dalam kehidupan sehari-hari, diabetes tipe 1 tidak menghalangi anak untuk tetap hidup sehat, bahagia, dan berprestasi seperti teman sebayanya. Dengan kontrol penyakit yang baik, anak penderita diabetes dapat menjadi apa saja yang dicita-citakan.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |