Palestinian Prime Minister Mohammad Shtayyeh speaks at the 60th Munich Security Conference (MSC), in Munich, Germany, 18 February 2024. More than 500 high-level international decision-makers meet at the 60th Munich Security Conference in Munich during their annual meeting from 16 to 18 February 2024 to discuss global security issues.
REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA — Otoritas Palestina tengah mengutus delegasi ke negara-negara Eropa yang belum mengakui negara Palestina. Delegasi tersebut diharapkan dapat meyakinkan negara-negara terkait untuk segera memberi pengakuan terhadap kemerdekaan Palestina.
Mantan perdana menteri Palestina yang kini menjabat sebagai utusan khusus Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Mohammad Shtayyeh, merupakan bagian dari delegasi yang diutus mengunjungi Eropa. Shtayyeh telah melawat ke Swiss dan bertemu dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) Swiss Ignazio Cassis.
“Pesan saya kepada para pemimpin Swiss sangat sederhana: Ini adalah negara yang (menjadi tuan rumah) badan-badan PBB, dan ini adalah tempat penyimpanan Konvensi Jenewa. Saya mendesak para pemimpin Swiss untuk bertindak dan mengakui Palestina sebagai negara yang serupa dengan negara-negara yang telah melakukannya," kata Shtayyeh dalam pengarahan yang diselenggarakan asosiasi koresponden PBB, ACANU, di Swiss, Rabu (15/10/2025), dikutip laman Al Arabiya.
Shtayyeh mengungkapkan akan melanjutkan perjalanannya ke Belanda dan Austria. "Delegasi lain akan pergi ke negara-negara Baltik, (dan) Presiden kami diharapkan akan mengunjungi Italia dan Jerman," ujar dia.
Saat ini, mayoritas negara Eropa telah mengakui negara Palestina. Hal itu menyusul pengakuan yang dideklarasikan Inggris, Prancis, Belgia, Luksemburg, Portugal, dan beberapa negara lainnya bulan lalu.
Sejumlah negara non-Eropa seperti Australia dan Kanada juga telah mengakui negara Palestina pada September lalu. "Ada 34 negara yang belum mengakui Palestina," kata Mohammad Shtayyeh.