Dari kiri ke kanan (Bupati Wonogiri Setyo Sukarno, Ketua DPRD Wonogiri Sriyono, Ketua Komisi III DPRD Wonogiri Catur Winarko. Joglosemarnews.com/Aris Arianto WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Sidak panas membara terjadi di proyek peningkatan jalan Bulukerto–Puhpelem yang tembus perbatasan Poncol, Magetan, Jatim, Jumat (14/11/2025). Bupati Wonogiri Setyo Sukarno turun langsung bersama Ketua DPRD Wonogiri Sriyono, Komisi III DPRD berserta anggota, dan Dinas Pekerjaan Umum (DPU).
Suasana langsung berubah tegang setelah ditemukan fakta yang bikin kening berkerut: ketebalan aspal di sejumlah titik ternyata jauh dari spesifikasi!
Proyek yang menghabiskan anggaran Rp5,9 miliar untuk membenahi lebih dari 8 kilometer jalan itu di beberapa titik disebut tak sesuai ekspektasi. Bahkan, saat tim gabungan ngecek ke lokasi, konsultan pengawas yang seharusnya ada malah hilang bak ditelan bumi. Dipanggil berkali-kali, tetap tak muncul.
Bupati Setyo Sukarno tak menutupi kekesalannya. Ia menilai ketidakhadiran konsultan pengawas adalah bentuk penghinaan terhadap seluruh tim yang hadir di lapangan.
“Kalau harusnya tebal empat sentimeter tapi ternyata kurang, jelas tidak sesuai spesifikasi. Bukan cuma soal jumlah yang dipasang, tapi perencanaan itu ada hitungannya,” tegasnya.
Ia menambahkan, ketidakhadiran konsultan pengawas itu tidak bisa diterima. Dengan Ketua DPRD hadir, Komisi III hadir, dinas juga hadir, tiba-tiba konsultan justru tidak nongol.
“Ini sangat melecehkan Pemkab Wonogiri,” tandas Bupati.
Tak hanya itu, Bupati buka peluang konsultan pengawas di-blacklist kalau terbukti tidak profesional.
Ketua Komisi III DPRD Wonogiri, Catur Winarko, mengaku sudah menerima laporan sejak awal. Bahkan ia turun ke lokasi setelah lapisan penetrasi dasar terkelupas usai hujan.
“Perekatnya kurang kuat karena terkelupas. Itu harus diperbaiki ulang supaya saat digelar aspal hasilnya kuat,” ujarnya.
Catur menekankan, kalau kualitas tak sesuai, dampaknya fatal.
“Kalau nanti ditambal malah nggronjal. Ini salah satu proyek terbesar tahun ini. Jangan sampai anggarannya meleset dan kualitasnya jeblok,” ujar Catur.
Di beberapa titik, Catur mengakui kualitasnya sudah sesuai, namun titik yang bermasalah tetap tidak bisa dibiarkan.
Sementara Ketua DPRD Wonogiri Sriyono mengingatkan kondisi fiskal daerah yang terbatas. Ia menegaskan setiap rupiah dari APBD harus menghasilkan output maksimal.
“Kalau pembangunan tak sesuai spesifikasi, itu sama saja pemborosan,” katanya.
Ia memastikan, seluruh proyek infrastruktur akan dicek bersama Bupati dan komisi terkait. Tidak ada lagi pekerjaan yang luput dari pengawasan.
Sriyono juga mengapresiasi masyarakat yang aktif melapor. Menurutnya, laporan warga menjadi bukti partisipasi dan kepedulian terhadap pembangunan daerah.
“Masyarakat sudah care, dan itu bagus. Laporannya kita tindaklanjuti,”
Sidak di pagi hari yang sejuk usai diguyur hujan berubah menjadi momen panas nan tegang yang membuka banyak persoalan: kualitas yang belum beres, pengawasan yang amburadul, hingga konsultan yang menghilang. Proyek ini dipastikan akan terus dipantau ketat, karena anggaran besar wajib menghasilkan manfaat nyata untuk warga Wonogiri. Aris Arianto
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.
















































