Pangeran Andrew Dicopot Total dari Kerajaan, Tak Lagi Bergelar dan Diusir dari Istana, Raja Charles Murka

8 hours ago 8
BenderaIlustrasi bendera Inggris. Istimewa

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM – Dunia kerajaan Inggris kembali diguncang keputusan mengejutkan. Raja Charles III akhirnya mencabut seluruh gelar dan kehormatan kerajaan yang masih disandang adiknya, Pangeran Andrew, serta memerintahkannya meninggalkan kediaman resminya di Royal Lodge. Langkah ini diumumkan Kamis (30/10/2025) setelah tekanan publik terus meningkat akibat keterlibatan Andrew dalam skandal hubungan dengan pelaku kejahatan seksual Jeffrey Epstein.

Dalam pernyataan resmi yang dikutip dari Associated Press, Istana Buckingham menegaskan bahwa Raja Charles telah memulai proses resmi pencabutan seluruh gelar bangsawan dan kehormatan milik Andrew. Dengan demikian, Andrew tidak lagi memiliki status “Pangeran” dan kini hanya dikenal sebagai Andrew Mountbatten Windsor. Ia juga diminta untuk segera pindah ke tempat tinggal pribadi di luar kompleks istana.

Langkah tegas ini menyusul desakan publik agar Andrew benar-benar disingkirkan dari lingkaran kerajaan setelah sebelumnya menyerahkan gelar Duke of York awal bulan ini. Tekanan semakin memuncak usai beredarnya kembali laporan yang menyoroti kedekatan Andrew dengan Epstein serta tuduhan serius dari korban Virginia Roberts Giuffre.

Namun kali ini, Raja Charles tak lagi menunda. Ia mencabut gelar “pangeran” yang telah disandang Andrew sejak lahir sebagai putra mendiang Ratu Elizabeth II. Dalam pernyataannya, istana menyebut keputusan ini merupakan langkah yang “sulit namun diperlukan” untuk menjaga martabat monarki Inggris.

“Istana memandang langkah ini perlu, meskipun Andrew tetap membantah tuduhan terhadap dirinya,” bunyi pernyataan resmi Buckingham Palace.

Lebih lanjut, istana menyampaikan bahwa Raja dan Ratu Camilla menyatakan simpati mendalam kepada para korban kekerasan seksual dan menegaskan bahwa kerajaan tidak akan menoleransi tindakan atau hubungan apa pun yang menodai kehormatan publik.

Gelombang kritik terhadap Andrew kembali memuncak setelah muncul bukti baru berupa email pribadi yang menunjukkan bahwa ia masih berkomunikasi dengan Epstein lebih lama dari pengakuannya sebelumnya. Tak lama berselang, Giuffre menerbitkan memoar pasca kematiannya berjudul Nobody’s Girl, di mana ia menuduh sempat dipaksa berhubungan seksual dengan Andrew saat masih berusia 17 tahun. Dalam tulisannya, Giuffre menggambarkan Andrew bersikap seolah “memiliki hak” atas dirinya hanya karena darah biru yang mengalir di tubuhnya.

Andrew sendiri terus membantah semua tuduhan. Namun reputasinya hancur sejak wawancara kontroversial dengan BBC pada 2019 yang justru memperburuk citranya. Ia kemudian mundur dari seluruh kegiatan resmi kerajaan dan pada 2022 membayar jutaan dolar AS untuk menyelesaikan gugatan perdata Giuffre di New York. Meski penyelesaian itu dilakukan tanpa pengakuan bersalah, Andrew mengakui bahwa Giuffre adalah korban perdagangan manusia untuk tujuan seksual.

Tragisnya, Virginia Giuffre meninggal dunia pada April lalu di usia 41 tahun akibat bunuh diri, meninggalkan luka mendalam bagi para penyintas dan memperkuat desakan publik agar Andrew mempertanggungjawabkan masa lalunya.

Kini, Andrew dikabarkan akan menempati rumah sederhana di kawasan Sandringham, pesisir timur laut Inggris. Ia disebut masih akan menerima dukungan finansial pribadi dari Raja Charles, namun tidak lagi mendapatkan fasilitas kerajaan. Sementara itu, mantan istrinya, Sarah Ferguson, yang selama ini tinggal bersamanya di rumah 30 kamar di Royal Lodge, juga diminta untuk segera mencari tempat tinggal baru.

Keputusan ini menandai akhir dari status kerajaan Andrew secara resmi—sebuah langkah yang dinilai banyak pihak sebagai pukulan paling keras terhadap anggota keluarga kerajaan dalam sejarah modern Inggris. Aris Arianto

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |