SEMARANG, JOGLOSEMARNEWS.COM – Misteri kasus percobaan penculikan terhadap siswi kelas VI SD di wilayah Gunungpati, Kota Semarang, akhirnya terungkap. Polisi berhasil menangkap seorang pria berinisial SCS (29), warga Kelurahan Pakintelan, Gunungpati, yang diduga kuat sebagai pelaku.
Peristiwanya terjadi pada Jumat (15/8/2025). Insiden insiden tersebut sempat membuat geger warga. Korban, berinisial H, dicegat saat berjalan pulang sekolah seorang diri. Pelaku yang mengendarai mobil Ertiga abu-abu dengan nomor polisi H 1819 MG tiba-tiba menghentikan laju kendaraan, lalu menarik paksa korban ke dalam mobil.
Korban sempat mengalami perlakuan tidak senonoh dan ancaman kekerasan. Menurut keterangan polisi, pelaku mencoba melakukan tindakan cabul sambil mencekik korban. “Ada unsur kekerasan seksual. Korban dicabuli dan diancam dibunuh,” ungkap Kasat Reskrim Polrestabes Semarang, AKBP Andika Dharma Sena, Jumat (22/8/2025).
Beruntung, korban berhasil melepaskan diri dan segera melarikan diri ke arah rumahnya. Warga sekitar bersama pihak keluarga langsung melaporkan kejadian itu ke kepolisian. Rekaman CCTV yang menangkap ciri kendaraan pelaku turut menjadi petunjuk penting dalam pengungkapan kasus.
Polisi bergerak cepat. Setelah mengantongi identitas, petugas meringkus SCS di kediamannya di Pakintelan pada Kamis (21/8/2025) malam. Dari penangkapan itu, turut diamankan mobil Ertiga serta sebuah sepeda motor Nmax yang diduga sering dipakai pelaku dalam aksinya.
Dari hasil pemeriksaan, terungkap fakta mengejutkan: tersangka merupakan seorang pedofil yang kerap melakukan ekshibisionisme atau mempertontonkan alat kelaminnya kepada anak-anak di jalan. Polisi kini tengah mendalami kemungkinan adanya korban lain.
“Barang bukti dan keterangan sudah cukup untuk menjerat tersangka. Pasal yang digunakan adalah perlindungan anak,” tegas AKBP Andika.
Sementara itu, pihak sekolah bersama Dinas Pendidikan dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Semarang memberikan pendampingan psikologis kepada korban agar tidak mengalami trauma berkepanjangan. Pihak sekolah juga meningkatkan pengawasan dengan memastikan siswa tidak pulang sendirian, serta menyiagakan guru untuk mengantar murid bila orang tua berhalangan.
“Alhamdulillah kondisi korban berangsur pulih dan sudah kembali masuk sekolah. Kami terus memberikan edukasi agar anak tetap bersemangat,” ujar kepala sekolah.
Kasus ini sekaligus menjadi peringatan bagi orang tua untuk lebih waspada dan memperkuat kerja sama dengan pihak sekolah demi keamanan anak-anak. [*] Berbagai sumber
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.