(Beritadaerah-Demak) Warga yang terdampak rob di Desa Timbulsloko, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, mendapatkan bantuan rumah apung dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Keberadaan rumah apung sudah mendekati rampung dan setidaknya sudah 70 persen bangunan rumah apung terselesaikan.
Dengan selesainya, rumah apung tersebut nantinya memberikan harapan baru bagi warga Desa Timbulsloko, setelah bertahun-tahun hidup di antara kepungan air rob. Pada tahap pertama ini, bantuan diawali dengan pembangunan tiga unit rumah apung.
Kepala Disperakim Provinsi Jawa Tengah, Boedyo Dharmawan menyampaikan, bantuan rumah apung tersebit sesuai dengan komitmen Gubernur Ahmad Luthfi, dalam menangani korban rob di sektor perumahan.
“Untuk tahap pertama ini ada tiga unit rumah apung. Bantuan ini akan terus dilakukan secara bertahap bagi korban rob di Desa Timbulsloko,” ujar Boedyo.
Selain rumah apung, bantuan juga dilakukan melalui program relokasi. Itu merupakan bentuk kepedulian pemerintah dalam mengatasi persoalan masyarakat. Sedangkan bagi korban rob yang punya lahan di luar Timbulsloko, bisa mendapat bantuan melalui relokasi. Tapi yang tidak punya lahan, bisa rumah apung. Bantuan rumah apung tersebut juga memperhatikan masalah sanitasi.
“Ini sudah ada toilet umum atau komunal. Ke depan kita kaji, apakah nanti akan ada toilet di masing-masing rumah, atau ditambah lagi toilet bersama,” terangnya.
Boedyo berharap, bantuan rumah apung dapat menjadi soluisi bagi warga korban rob di Desa Timbulsloko.
“Semoga bermanfaat dan penerima bisa merawat rumahnya dengan baik, sehingga awet dan nyaman untuk hunian,” tandasnya
Salah satu warga yang menerima manfaat rumah apung, Mulyono, mengekspresikan kegembiraan dengan menceritakan perasaannya, ketika melihat pembangunan rumah apung sedang berlangsung. Dia bahkan turut serta membantu pekerja, merangkai pondasi dan kerangka rumahnya itu.
“Wah, senang banget karena dapat bantuan rumah apung dari Pak Gubernur,” katanya, Sabtu (2/8).
Bantuan tersebut, menurutnya, adalah jawaban dari kegelisahan selama ini. Sudah hampir 10 tahun, dia harus akrab dengan air pasang setiap harinya. Rumah yang ditempati tidak layak untuk dihuni. Sebagian dindingnya rusak, dan sudah beberapa kali diurug untuk menghindari terjangan rob.
“Rumah yang dulu sudah saya tinggikan, tapi air terus naik. Tidak nyaman untuk ditempati,” ujar Mulyono.
Dia bersyukur, bantuan rumah apung melalui program Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukian (Disperakim) Provinsi Jawa Tengah itu, sudah dimulai pembangunannya.
“Mau pindah tidak punya tanah, tidak punya uang. Tidak menyangka bisa dapat bantuan rumah apung,” ungkap Mulyono.