Pendapatan dari Iklan Berjalan: Cerita Ojol yang Tempuh Jarak hingga 5.800 Km Tiap Bulan

6 hours ago 8

TEMPO.CO, Jakarta - Bagi Romy Desmond, mengantarkan penumpang dari titik “ini” ke “sana” seperti peribahasa menyelam sembari minum air. Sekali dayung, dua pulau terlampaui. Selain mendapatkan cuan dari penumpang ojek online (ojol) berbasis mobil, pria 50 tahun itu juga mendapatkan tambahan penghasilan dari iklan yang menempel di mobilnya.

Tiga tahun atau sejak 2022 menjadi driver, Desmond tak pernah absen mengambil program “iklan berjalan” ini. Karena itu, menempuh 5.800 kilometer, atau setara Jakarta-Bali pulang-pergi sebanyak lima kali, setiap bulan sudah menjadi rutinitas Desmond. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kadang dalam waktu dua minggu sudah tembus 3.000 kilometer,” kata Desmond saat dihubungi pada Kamis, 17 April 2025. 

Ya, selama ini Desmond tak pernah menolak ketika aplikator menawarkan pemasangan iklan di mobil para pengemudi. Menurut dia, untuk iklan yang menempel di kaca dan body belakang biasanya dihargai Rp 350 ribu per bulan, setengah badan mobil Rp 550 ribu, dan full body bisa mencapai jutaan rupiah. Namun, celengan itu baru bisa diklaim kalau pengemudi bisa menembus minimal 3.000 kilometer tiap bulan. Karena itu, target 3.000 kilometer pun gampang ia capai karena sehari ia bisa berkeliling di kawasan Jakarta hingga Jawa Barat untuk mengantarkan pelanggannya. 

“Saya sering pasang. Sudah ganti banyak iklan,” kata Desmond. 

Menurut Desmond, program iklan keliling ini bisa menambah pendapatan bulanan pengemudi. Meski tak sebanding dengan ongkos servis dan perawatan mobil, tapi pendapatan dari iklan ini bisa menambal kekurangan yang ada. “Iklan itu buat sampingan. Ya, ganti ban, servis, dan setoran,” kata pria asal Padang, Sumatera Barat itu. 

Meski begitu, ia menuturkan pernah gagal menjalankan program iklan berjalan ini. Ketika itu, dia tidak bisa menempuh 3.000 kilometer karena harus mengganti mobil yang ia sewa, sehingga total jarak yang sudah ia tempuh tak bisa akumulasikan. “Kontrak belum selesai, tapi saya ganti mobil,” katanya. 

Untuk program iklan ini, PT Grab Teknologi Indonesia memiliki beragam promosi. Grab setidaknya menawarkan empat iklan untuk dipasang di mobil mitra mereka, seperti stiker di body kendaraan, iklan di dalam mobil, jual produk di dalam mobil, dan tayangan produk dalam tablet di mobil.  Masing-masing iklan ini memiliki masa kontrak dari 1 bulan hingga 6 bulan. Sementara, pendapatan yang bisa diperoleh pengemudi dari program ini dari Rp 400 ribu hingga 1,3 juta per bulan. 

Sementara itu, platform Gojek juga memiliki serupa. Melalui lengan bisnisnya di bidang periklanan, Promogo telah memperkenalkan GoScreen sebagai media iklan luar ruang pada 2020 silam. GoScreen ini merupakan layanan iklan di layar LED berukuran 22 inci yang dipasang di jok belakang ojek online Gojek. Layar ini tahan air dan terkoneksi dengan internet Wifi, Bluetooth, Vim 4G dan GPS. Program ini setidaknya memiliki empat tawaran, yaitu iklan terprogram untuk personalisasi kontens sesuai waktu dan lokasi, impresi secara real-time, memanfaatkan armada roda dua Gojek, dan harga terjangkau. 

Direktur Promogo Kiranjeet Purba mengatakan layanan GoScreen ini memiliki efek domino, yaitu menambah penghasilan pengemudi hingga mendorong visibilitas bisnis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Melalui program ini, Kiran menyebut telah memberikan peluang penghasilan tambahan 20 persen dari pendapatan normal pengemudi. “Melalui GoScreen, mitra kami berkesempatan mendapatkan peluang penghasilan tambahan,” kata Kiran dalam keterangan tertulis di situs Gojek.com pada 9 November 2020. 

Ketua Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) Lily Pujiati mengakui ada anggotanya yang turut mengambil program ini. Menurut dia, setiap pengemudi memang mendapatkan tambahan penghasilan meski harus menempuh 3000 kilometer setiap bulan. Namun, dia juga menyayangkan apabila pengemudi menembus target jarak tersebut tak mendapatkan tambahan penghasilan. 

“Kalau lebih (jaraknya), driver tidak dibayar kelebihannya,” kata Lily.  Cerita itu juga diamini Desmond. “Kalau lebih tidak ditambah,” kata dia. 

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |