Peneliti: Orang Indonesia Lebih Mengenal Budaya Korea Selatan Dibanding Budaya Sendiri

1 month ago 36

TEMPO.CO, Jakarta - Kandidat PhD dari Harvard University Gangsim Eom mengatakan dalam penelitiannya ia menemukan bahwa ternyata orang Indonesia lebih mengenal budaya Korea Selatan dibanding dengan budaya Indonesia sendiri. "Saya cukup kaget juga dengan hasil survei ini. 53,5 persen orang Indonesia merasa Budaya Korea sudah tidak asing sama sekali bagi mereka," katanya dalam workshop Indonesian Next Generation Journalist Network yang diselenggarakan oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dan Korea Foundation pada awal Desember 2024.

Sebaliknya, ketika ditanya, seberapa asing responden terhadap kebudayaan daerah yang lokasinya jauh dari daerah Anda di Indonesia dibanding dengan budaya Korea, hanya 15,8 persen responden yang menjawab tidak asing. Bahkan 27,2 persen responden menjawab cukup asing dengan Budaya Indonesia. "Ini sangat mengejutkan buat saya," kata Gangsim Eom. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jung Hae In membuat klepon pada fan meeting Jakarta pada 7 Desember 2024/Tempo-Mitra Tarigan

Gangsim Eom mengakui saat di Indonesia, ia sudah merasa seperti berada di rumah sendiri. Budaya Korea Selatan semakin mudah diaksesnya. Ketika ke minimarket terdekat dari rumahnya, ia sudah banyak mendapatkan pilihan makanan Korea. Beberapa di antaranya adalah adalah tentang mi instan dari Korea. 

Lalu ada pula kios kios yang menawarkan berbagai makanan Korea. Dari mulai kios yang ditargetkan untuk masyarakat menengah ke bawah, hingga kios untuk masyarakat menengah ke atas. Ada yang menawarkan makanan Korea ala tenda, mudah pula mendapatkan makanan Korea di restoran di Indonesia.

Data pun mendukung kepopuleran Budaya Korea Selatan di Indonesia. Gangsim Eom menyebutkan terdapat 80,8 ribu penggemar BTS-grup band paling terkenal asal Korea Selatan-yang berasal dari Indonesia. Jumlah fans BTS mencapai 20 persen dari total penggemar BTS di seluruh dunia. Bahkan Indonesia menempati urutan pertama dengan jumlah fans BTS dari 100 negara di dunia.  

Bahkan brand Spotify pada akhir 2023 menyebutkan 4 dari 10 kota teratas pendengar terbanyak grup Band Korea Selatan Seventeen berasal dari Indonesia. Para pendengar grup band dari Korea Selatan itu berasal dari Jakarta sebanyak 500 ribu di urutan pertama, Bandung dengan 189 pendengar menempati urutan ke-5. Lalu ada 178 ribu pendengar band itu yang berasal dari Surabaya di urutan ke-6, serta 122 ribu penggemar dari Semarang yang berada di urutan ke-8. 

K-Pop memang semakin 'mendarah daging' di Indonesia. Terlihat semakin banyak tawaran konser-konser K-Pop di tanah air. Gangsin Eom mengatakan pertumbuhan konser Korea berawal dari konser penyanyi Rain pada 2009 di Jakarta. Sejak itu, semakin banyak artis Korea yang menggelar panggung mereka di Indonesia. Sebut saja, Blackpink, SM Town hingga TWICE. Panggung kreativitas itu belum ditambah dengan tawaran panggung fan meeting dari sejumlah aktor dan aktris Korea. 

Fanmeeting Kim Seon Ho hari pertama bertajuk "One, Two, Three, Smile' pada 2 Juni 2023 di Jakarta/Cantika- Mitra Tarigan

Lalu K-wave pun semakin menguat hingga masuk ke dunia politik. Hal ini terlihat dari bagaimana para Calon Presiden Indonesia yang mengikuti Pemilihan Umum Presiden Februari lalu mengunggah berbagai konten media sosial tentang K-Pop. Salah satunya, bagaimana Ganjar Pranowo, calon presiden nomor urut 3, mengunggah salah seorang pendukungnya yang mengangkat poster yang ditulis dengan Hangul, alfabet Korea.

Bahkan di dunia ekonomi pun konten Korea Selatan semakin terasa. Misalnya terlihat dari semakin banyaknya brand Indonesia, yang menggunakan brand ambassador dari Korea Selatan. Sebut saja aktor Park Seo Jun yang mewakili laman belanja Blibli, ada pula penyanyi Baekhyun EXO yang menjadi wajah dari Allo Bank. Kemudian ada pula Girl Group Twice yang menjadi brand ambassador krim kecantikan Scarlett Whitening.

Deputi Ad Interim Bidang Kreativitas Digital dan Teknologi Kementerian Ekonomi Kreatif, Muhammad Neil El Himam mengatakan Indonesia memiliki banyak sekali budaya yang bisa dipamerkan kepada dunia. "Kita punya 200 bahasa lokal dan tradisi budaya bernilai seni yang tidak terhingga. Semua itu, aset yang berharga untuk industri ekonomi kreatif," katanya. 

Neil mengajak semua masyarakat ikut andil dalam mengembangkan industri ekonomi kreatif Indonesia. Menurutnya, mengembangkan industri kreatif membutuhkan tangan tidak hanya dari tim pemerintah, namun juga dari media, akademisi, komunitas, dan juga para pengusaha. Harapannya ada ekosistem yang pas untuk meningkatkan bidang ini. Menurut Neil, saat ini sekitar 25 juta masyarakat Indonesia yang bergantung pada industri kreatif. "Jumlah ini sudah dua kali lipat dibanding 10 tahun lalu," lanjut Neil. 

Neil yakin, kesuksesan Gelombang Korea di Indonesia bisa dicontoh untuk mengembangkan industri kreativitas tanah air untuk dunia. "Prestasi Korea dengan K-Pop, film, dan juga kuliner berhasil menjadi inspirasi bagi kita semua. Kita pun punya banyak potensi untuk mengembangkan kebudayaan kita sendiri," katanya. 

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |