TEMPO.CO, JAKARTA - Indonesia memiliki kekayaan flora dan fauna yang luar biasa beragam. Keanekaragaman hayati di Indonesia bahkan masuk dalam tiga terbesar di dunia, bersanding dengan Brasil di Amerika Selatan dan Zaire di Afrika.
Keberadaan fauna sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem, karena setiap spesies memiliki peran tertentu dalam rantai makanan dan lingkungan hidup. Untuk itu, berikut adalah pengertian fauna dan persebaran fauna di Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pengertian Fauna
Fauna adalah segala jenis hewan yang hidup di muka bumi. Fauna mencakup berbagai jenis hewan, mulai dari serangga, mamalia, burung, reptil, amfibi, hingga organisme laut seperti ikan dan terumbu karang.
Fauna, bersama flora (tumbuhan), membentuk komponen utama keanekaragaman hayati di Bumi. Keduanya saling berinteraksi dalam siklus ekosistem, sehingga keberadaan fauna sangat penting untuk menjaga keseimbangan lingkungan.
Penyebaran Fauna di Indonesia
Mengutip Modul Keanekaragaman Hayati Biologi Kelas X, wecara geografis, wilayah Indonesia dilintasi oleh dua garis imajiner, yaitu Garis Wallace dan Garis Webber. Keberadaan kedua garis ini memengaruhi perbedaan dalam persebaran fauna di Indonesia.
Penyebaran hewan di wilayah ini dipengaruhi oleh faktor geografis dan sejarah geologi dari benua Asia dan Australia. Menurut para ahli zoologi, jenis fauna di Indonesia bagian barat memiliki kemiripan dengan fauna di Asia Tenggara (oriental), sedangkan fauna di Indonesia bagian timur lebih mirip dengan yang ada di Australia (australis).
Berdasarkan persebarannya, fauna di Indonesia terbagi menjadi tiga wilayah, yaitu kawasan barat, kawasan peralihan (Wallacea), dan kawasan timur. Berikut penjelasannya.
Daerah Sebelah Barat Garis Wallace
Wilayah Indonesia yang berada di sebelah barat Garis Wallace meliputi Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Bali. Kawasan ini dibatasi oleh Garis Wallace, yaitu garis imajiner yang terletak di antara Kalimantan dan Sulawesi serta antara Bali dan Lombok. Meskipun jarak antara Bali dan Lombok sangat dekat, jenis fauna di kedua pulau tersebut berbeda. Garis Wallace pertama kali diperkenalkan oleh Alfred Russel Wallace, seorang ahli zoologi asal Inggris, pada abad ke-19.
Beberapa fauna khas dan endemik dari kawasan barat Indonesia meliputi harimau (Panthera tigris), macan tutul (Panthera pardus), gajah (Elephas maximus), badak jawa (Rhinoceros sondaicus), banteng (Bos sondaicus), orangutan (Pongo pygmaeus), wauwau (Hylobates lar), lutung (Presbytis cristata), merak hijau (Pavo muticus), dan jalak bali (Leucopsar rothschildi). Fauna di wilayah ini dikenal dengan tipe oriental, yang ditandai dengan keberadaan mamalia berukuran besar, beragam spesies kera, dan ikan air tawar.
Daerah Sebelah Timur garis Wallace
Wilayah Indonesia yang ada di sebelah Timur Garis Wallace memiliki berbagai jenis fauna Australia, yaitu berbagai jenis burung dengan warna bulu yang mencolok, misalnya kasuari, cendrawasih, kakatua, nuri dan parkit. Ada pula merpati berjambul dan beberapa jenis hewan berkantung dan walabi.
- Daerah Peralihan
Daerah peralihan terletak di antara Garis Wallace dan Garis Weber, yang juga dikenal sebagai wilayah Wallacea. Semakin jauh ke timur dari Garis Wallace, keberadaan fauna oriental semakin berkurang. Sebaliknya, semakin ke barat dari Garis Weber, jumlah fauna Australia juga semakin sedikit. Oleh karena itu, hewan seperti marsupialia dapat ditemukan di wilayah Wallacea, sementara burung pelatuk oriental masih dijumpai di sebelah timur Garis Wallace.
Contohnya dapat dilihat pada fauna di Bali dan Lombok, yang hanya dipisahkan oleh selat dengan jarak sekitar 30 km. Meski berdekatan, fauna di kedua pulau ini sangat berbeda. Di Bali terdapat hewan oriental seperti bajing dan harimau, tetapi hewan-hewan ini tidak ditemukan di Lombok. Sebaliknya, Lombok memiliki burung pemakan madu, yang merupakan fauna khas Australia dan tidak ada di Bali. Hal serupa terjadi di Sulawesi dan Kalimantan. Sulawesi memiliki fauna khas Australia seperti oposum dan burung kakatua, namun kedua hewan ini tidak ditemukan di Kalimantan.
Selain tipe asiatis, Australia, maupun peralihan, beberapa fauna khas Indonesia menjadi spesies endemik yang terancam punah. Contohnya adalah orangutan yang endemik di Sumatera dan Kalimantan, komodo yang hanya ditemukan di Pulau Komodo, badak bercula satu yang endemik di Ujung Kulon, Jawa Barat, serta anoa yang merupakan hewan khas Sulawesi.
Peran dan Pentingnya Fauna dalam Ekosistem
Fauna memainkan peran yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Berikut adalah beberapa manfaat fauna:
1. Sebagai Rantai Makanan
Fauna menjadi bagian dari rantai makanan yang menjaga siklus energi dalam ekosistem. Hewan pemangsa, herbivora, dan detritivora saling terkait untuk mempertahankan keseimbangan populasi.
2. Membantu Penyerbukan dan Penyebaran Biji
Beberapa hewan seperti lebah, kupu-kupu, dan burung membantu penyerbukan tanaman. Hewan seperti burung dan kelelawar juga membantu penyebaran biji, sehingga mempercepat pertumbuhan vegetasi baru.
3. Mengendalikan Populasi Hama
Fauna pemangsa seperti burung hantu dan ular membantu mengendalikan populasi hama yang dapat merusak tanaman.
4. Menjaga Kesuburan Tanah
Organisme seperti cacing tanah dan rayap membantu meningkatkan kesuburan tanah melalui proses penguraian bahan organik.
5. Sebagai Indikator Kesehatan Lingkungan
Keberadaan fauna tertentu dapat menjadi indikator kualitas lingkungan. Misalnya, berkurangnya populasi katak dapat menunjukkan adanya pencemaran air di suatu wilayah.