Pengertian Silent Treatment, Ciri, Dampak, dan Cara Mengatasinya

12 hours ago 5

TEMPO.CO, Jakarta - Silent treatment menjadi salah satu istilah yang sering kali muncul dalam percakapan sehari-hari, baik komunikasi di dunia nyata maupun interaksi virtual di dunia maya, seperti media sosial. 

Sikap silent treatment tidak hanya berlaku dalam konteks hubungan percintaan, tetapi juga di lingkup keluarga hingga relasi pertemanan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Banyak orang yang meyakini bahwa silent treatment sebagai perilaku yang berbahaya dan dapat mengganggu keutuhan hubungan jangka panjang. Berikut ini penjelasannya. 

Pengertian Silent Treatment

Menurut Jurnal Pendidikan Transformatif (Jupetra) (2022), silent treatment adalah bentuk penolakan untuk berkomunikasi pada orang lain dengan cara menahan diri secara verbal. 

Perilaku tersebut dilakukan agar target merasakan dan tahu serta menyadari terhadap apa yang sudah diperbuat merupakan hal yang salah. 

Kemudian, berdasarkan repository.uinfasbengkulu.ac.id, silent treatment merupakan salah satu tindakan penolakan dan pengabaian seseorang karena hal tertentu. 

Pengertian lain dari silent treatment, yaitu tindakan menolak untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain ketika marah atau terjadi permasalahan. 

Senada dengan hal itu, mengacu pada Buletin Riset Psikologi dan Kesehatan Mental (BRPKM) (2022), silent treatment adalah sikap menyendiri dan menghindari konfrontasi langsung. 

Sikap tersebut merupakan hal yang sering digunakan di berbagai bentuk relasi, termasuk hubungan keluarga, percintaan, pertemanan, hingga dengan rekan kerja. 

Sejarah Silent Treatment

Istilah silent treatment telah ada sejak reformasi penjara sebagai alternatif hukuman fisik pada 1835. 

Kebijakan tersebut diambil karena keyakinan bahwa melarang narapidana berbicara, memanggil dengan nomor tahanan dibandingkan nama, dan dipaksa menutup wajah dapat merefleksikan tindak kejahatan yang telah dilakukan. 

Konsep pengabaian secara verbal itu membuat para narapidana merasa lebih buruk daripada penjahat. Mereka merasa tidak terlihat, tidak berharga, dan tidak berdaya, sehingga dalam jangka panjang dapat merusak harga diri. 

Ciri-Ciri Silent Treatment

Adapun tanda-tanda dari silent treatment, antara lain: 

1. Diam Total

Individu yang melakukan silent treatment biasanya akan berhenti berbicara dan memberikan tanggapan yang minimal kepada lawan bicara. Bahkan, beberapa di antaranya mungkin juga akan menghindari kontak mata. 

2. Menghindari Komunikasi

Pelaku silent treatment umumnya tidak membalas pesan, tidak menjawab telepon, atau memblokir kontak sasaran tanpa memberikan penjelasan. Mereka biasanya sangat menghindari interaksi, baik secara tertulis maupun verbal. 

3. Ketidakpedulian

Selain enggan berbicara, pelaku juga akan menunjukkan sikap tidak peduli terhadap orang yang bersangkutan. Mereka akan mengabaikan kebutuhan atau bahkan perasaan orang lain. 

4. Isolasi Diri

Orang yang melakukan silent treatment terkadang cenderung menarik diri dari interaksi sosial. Baginya, isolasi diri adalah salah satu cara untuk menghukum korban atau juga sebagai realisasi dari bentuk ketidakpercayaan terhadap orang lain. 

5. Penolakan Kontak Fisik

Sikap silent treatment juga umumnya disertai dengan penolakan kontak fisik. Misalnya, tidak mau bersentuhan atau tidur terpisah dari pasangan. 

6. Manipulasi Emosional

Perilaku silent treatment juga dilakukan dengan cara membuat seseorang merasa bersalah atau bertanggung jawab atas peristiwa yang terjadi. Hal tersebut justru dapat meningkatkan konflik dalam hubungan. 

Penyebab Silent Treatment

Silent treatment dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, meliputi:

-   Faktor internal, seperti kepribadian individu, keterampilan komunikasi, pengalaman masa lalu, kemampuan mengelola emosi, dan perasaan pribadi.

-   Faktor eksternal, seperti dukungan sosial, kualitas hubungan, dan toleransi dalam budaya. 

Dampak Silent Treatment

Sikap dan perilaku silent treatment yang terus-menerus dapat menghasilkan beberapa efek negatif, baik bagi pelaku maupun korban. Berikut rinciannya: 

Pelaku

-   Sulit mengekspresikan emosi.

-   Merasa tidak dipahami oleh orang lain, sehingga sulit percaya.

-   Sulit menjalin hubungan serius atau komitmen jangka panjang. 

Korban

-   Rasa bersalah berkepanjangan.

-   Sedih dan tidak tahu apa yang terjadi.

-   Komunikasi menjadi tidak sehat.

-   Cemas dan stres.

-   Meragukan harga dirinya.

-   Rusaknya kepercayaan. 

Cara Mengatasi Silent Treatment

Adapun langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk mengatasi silent treatment, di antaranya: 

1. Lakukan Pendekatan secara Baik-Baik

Korban harus jujur dan berani mengatakan bahwa dirinya diam-diam memperhatikan perilaku pelaku yang tidak pernah merespons. Apabila dia masih mengabaikan, maka berikan waktu untuk mengendalikan dirinya sendiri.

2. Ungkapkan dengan Jujur

Korban silent treatment harus mengakui apa yang dirasakan ketika mendapatkan pengabaian. Jelaskan bahwa sikapnya bukanlah cara baik untuk menyelesaikan masalah, tetapi justru membuat frustasi. 

3. Bersikap Tenang

Cobalah untuk bersikap tenang agar tidak memperburuk situasi yang terjadi. Meskipun masalah yang terjadi bukan sepenuhnya kesalahan korban, tetapi cobalah untuk mengalah dan menurunkan ego serta mengakui kesalahan. 

4. Dengarkan dan Jangan Banyak Bicara

Pelaku silent treatment umumnya merasa dirinya tidak dihargai atau tidak didengarkan. Oleh karena itu, korban perlu belajar untuk mendengarkan tanpa menginterupsi hingga pelaku selesai menjelaskan. 

5. Hindari Dendam

Berurusan dengan orang yang melakukan silent treatment memang dapat menimbulkan banyak emosi negatif, sehingga mungkin terasa sulit untuk memperlakukan pelaku dengan baik. 

Namun, cobalah untuk tidak memendam rasa dan berikan contoh kepadanya cara-cara untuk mengatasi masalah yang terjadi.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |