Kementerian UMKM: Realisasi KUR sektor produksi capai 70 persen.
REPUBLIKA.CO.ID, KABUPATEN TANGERANG, – Kementerian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) RI mencatat bahwa penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk sektor produksi telah mencapai lebih dari 70 persen selama satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, dengan total nilai sebesar Rp214 triliun.
Menurut Wakil Menteri UMKM, Helvi Moraza, pencapaian ini adalah yang pertama kalinya dalam sejarah Program KUR di Indonesia, di mana penyaluran untuk sektor produksi berhasil mencapai angka 70 persen per Oktober 2025. Ia menyampaikan hal ini saat menghadiri acara Festival Kemudahan dan Perlindungan Usaha Mikro di Tangerang pada hari Rabu.
Helvi menambahkan bahwa pencapaian ini memberikan dampak positif signifikan terhadap perekonomian nasional, terutama dalam hal pertumbuhan konsumsi dan penyerapan tenaga kerja di daerah. "Ini bisa menciptakan lapangan kerja sekaligus sebagai ujung tombak program pengentasan kemiskinan," ujarnya.
Deputi Bidang Usaha Mikro, Riza Damanik, mengungkapkan bahwa pemerintah telah mengalokasikan plafon KUR sebesar Rp300 triliun untuk tahun 2025, dengan realisasi penyaluran hingga 22 Oktober 2025 mencapai Rp214 triliun kepada 3,7 juta debitur. Dari jumlah tersebut, lebih dari 1 juta merupakan debitur baru pada tahun ini.
Riza menjelaskan bahwa peningkatan fokus penyaluran KUR pada sektor-sektor produktif diharapkan terus ditingkatkan, dari 60 persen menjadi 62 persen pada tahun 2026. "Lebih dari 60 persen atau hampir 61 persen dari total penyaluran saat ini sudah tersalur kepada sektor produksi," katanya.
Menurutnya, peningkatan capaian KUR di sektor produksi merupakan bagian dari strategi berkelanjutan untuk memperkuat struktur ekonomi produktif nasional dan memastikan KUR menjadi instrumen efektif dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Riza menambahkan bahwa sektor UMKM kini bertransformasi dari sektor informal ke formal, dan bantuan pembiayaan dari Kementerian UMKM kepada sektor-sektor produksi strategis dilakukan secara masif untuk mendorong usaha mikro di daerah semakin efektif. "Dengan adanya industri produksi, penciptaan lapangan kerja akan semakin banyak," tutupnya.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.
sumber : antara