Perdokhi: Petugas Haji Harus Multitasking, Fisik Kuat dan Paham Fikih Kesehatan

4 hours ago 9

Workshop pelatihan petugas haji yang digelar dalam rangka Satu Dekade Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (Perdokhi) di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Ahad (23/11/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (Perdokhi) menegaskan pentingnya kesiapan petugas haji Indonesia untuk mampu menjalankan tugas secara multitasking pada penyelenggaraan haji 2026. Hal itu mengemuka dalam workshop pelatihan petugas haji yang digelar dalam rangka Satu Dekade Perdokhi di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Ahad (23/11/2025).

Ketua Umum Perdokhi Syarief Hasan Lutfie menjelaskan kebutuhan petugas haji yang memiliki kapasitas ganda semakin mendesak menyusul pengurangan jumlah petugas Indonesia. Tahun ini, kuota petugas hanya satu persen dari total 221 ribu jamaah atau sekitar 2.000 orang—setengah dari jumlah pada tahun-tahun sebelumnya.

“Secara kuantitas berkurang, maka kualitasnya harus meningkat. Petugas harus mampu multitasking, baik dari sisi kompetensi medis maupun fikih kesehatan,” ujar Syarief pada hari kedua peringatan Satu Dekade Perdokhi.

Menurut dia, petugas haji kini harus mampu menjawab dua dimensi sekaligus: kesehatan fisik jamaah dan kebutuhan hukum fikih dalam pelaksanaan ibadah haji. Banyak jamaah yang selama menjalankan ritual membutuhkan kepastian hukum, mulai dari tawaf wada, penggunaan alas kaki, hingga persoalan dam.

“Jamaah sering bertanya: apa boleh saya begini, bagaimana hukumnya begitu. Dokter harus bisa menjawab, bukan hanya dari sisi kesehatan tetapi juga fikih kesehatannya,” ucapnya.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |