Peringatan Al-Ghazali: Bahaya Kecintaan Ulama pada Dunia

8 hours ago 8

Ilustrasi itikaf dan munajat untuk mengikis rasa cinta dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam kitab Ihya Ulumuddin, Imam Al-Ghazali, yang bernama lengkap Abu Hamid Muhammad ibn Muhammad al-Ghazali, menyampaikan peringatan keras bagi para ulama yang hatinya terpaut pada dunia.

Beliau mengutip firman Allah SWT dalam kitab Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud Alaihissalam, yang menggambarkan bagaimana Allah akan mencabut kelezatan ibadah dari hamba yang berilmu, namun lebih mencintai dunia daripada Tuhannya.

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

Pesan Imam Al-Ghazali ini bagai cermin yang menggema sepanjang zaman, menjadi renungan bagi siapa pun yang menjadikan ilmu sebagai sarana mengejar dunia, bukan sebagai jalan mendekatkan diri kepada Allah.

Kutipan firman Allah dalam Zabur itu menjelaskan, "Jika seorang ulama lebih mencintai nafsu keduniawian daripada cinta kepada-Ku, maka ketetapan-Ku adalah mencabut darinya kelezatan bermunajat kepada-Ku. Wahai Daud, janganlah engkau percayakan firman-Ku kepada ulama yang berperilaku buruk. Dunia telah memperdayainya, dan ia sanggup memalingkanmu dari kecintaan-Ku. Manusia semacam itu bagai penyamun yang siap memengaruhi keimanan hamba-hamba-Ku yang taat."

Di sisi lain, firman-Nya juga memberikan penegasan, "Jika engkau melihat seorang hamba yang bersegera menuju-Ku, ketahuilah bahwa ia adalah hamba-Ku yang sejati. Wahai Daud, Aku mencatat orang yang berlari menuju-Ku sebagai pencari kebenaran, dan Aku tak akan menyiksanya."

Sejalan dengan itu, al-Hasan al-Bashri pernah berucap, "Matinya jiwa merupakan azab bagi orang berilmu. Itu terjadi ketika ia menukar amal akhirat demi kepentingan dunia."

Yahya bin Mu'adz juga mengingatkan, "Jika dunia mulai diburu dengan ilmu dan hikmah, maka cahaya keduanya perlahan akan lenyap dari muka bumi."

Peringatan serupa disampaikan Sa'id Ibn al-Musayyab, "Jika engkau melihat seorang ulama sering mendatangi rumah penguasa, ketahuilah bahwa ia pada hakikatnya adalah perampok."

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |