(Beritadaerah – Mataram) Permasalahan pengelolaan sampah di Nusa Tenggara Barat (NTB) hingga kini dinilai belum tertangani secara optimal. Salah satu kendala utama terletak pada sistem pengangkutan yang dianggap belum efisien, sehingga proses pengumpulan sampah berlangsung dari pagi hingga malam hari. Diperlukan sistem manajemen yang lebih baik, serta dukungan teknologi yang mampu memproses sampah menjadi sumber daya baru (comeback factor).
Hal tersebut disampaikan Gubernur NTB, Dr. Lalu Muhamad Iqbal, saat menerima audiensi dari PT Stelio Utama Indonesia di ruang kerjanya, Kamis (17/4/2025).
“Saat ini saya tengah memikirkan bagaimana manajemen pengelolaan sampah yang bijak dapat diterapkan. Kita butuh teknologi yang mampu menghasilkan energi tanpa deduksi, agar bisa dialihkan untuk penguatan infrastruktur. Saat ini, hanya Kota Mataram yang memiliki sistem seperti itu,” ujar Gubernur yang akrab disapa Miq Iqbal.
Dalam pertemuan tersebut, perwakilan PT Stelio Utama Indonesia, Hany Indriarti, menyampaikan maksud kunjungannya untuk berdiskusi langsung dengan Gubernur NTB dalam rangka mencari solusi atas permasalahan sampah, sekaligus menawarkan teknologi pengolahan yang mampu menangani berbagai jenis limbah, termasuk limbah gas yang selama ini belum tertangani secara optimal.
“Kami hadir untuk menawarkan solusi konkret dan mendukung pemerintah dalam menangani persoalan sampah yang masih menjadi pekerjaan rumah,” jelas Hany.
Melihat kepedulian Gubernur NTB terhadap isu lingkungan, Hany menambahkan bahwa komitmen perusahaannya tak hanya sebatas pengelolaan sampah. Pihaknya juga berencana menanamkan investasi melalui pembangunan pabrik pengolahan sampah di wilayah Sekotong, Lombok Barat. Pabrik ini diklaim mampu mengolah hingga 500 ton sampah per hari menjadi energi listrik terbarukan, dengan menerapkan sistem zero waste management.
“Sampah akan kami olah menjadi energi listrik, dengan memanfaatkan sisa pembakaran secara maksimal,” jelasnya.
Selain itu, Hany juga menyoroti bahwa persoalan sampah bukan hanya terletak pada kesadaran, namun juga pola pikir masyarakat. Oleh karena itu, pihaknya siap mendukung program edukasi yang diinisiasi pemerintah, bila diminta secara langsung oleh Gubernur.
“Jika diminta untuk membantu edukasi masyarakat, kami sangat siap,” tegasnya.