Pernyataan Kontroversial Donald Trump dalam Sorotan Menjelang Pelantikan

11 hours ago 5

TEMPO.CO, Jakarta - Donald Trump kembali menjadi sorotan publik menjelang pelantikannya sebagai Presiden Amerika Serikat pada 20 Januari 2025. Pernyataan Trump belakangan membuat dia disoroti antara lain ucapannya ingin Kanada bergabung Amerika hingga perubahan sikap dia terhadap TikTok.

1. Kanada Bergabung dengan Amerika

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Trump mengusulkan Kanada menjadi salah satu negara bagian Amerika Serikat setelah Perdana Menteri Justin Trudeau mengundurkan diri. Trump berpendapat bahwa penggabungan akan menghilangkan hambatan perdagangan dan mengurangi pajak bagi warga Kanada.

"Jika Kanada bergabung dengan AS, tidak akan ada Tarif, pajak akan turun drastis, dan mereka akan benar-benar aman dari ancaman kapal-kapal Rusia dan Cina yang terus-menerus mengepung mereka," kata Trump.

"Banyak warga senang Kanada menjadi Negara Bagian ke-51," kata Trump dalam unggahan di Truth Social dia.

2. Terusan Panama dan Greenland

Trump memberi isyarat akan menggunakan kekuatan militer atau ekonomi untuk menguasai Terusan Panama dan Greenland. Dikutip dari Reuters, ini bagian dari agenda ekspansionis yang lebih luas yang telah dikatakan Trump sejak memenangkan pemilu.

Saat konferensi pers, Trump ditanya oleh wartawan apakah tidak akan menggunakan paksaan militer atau ekonomi saat mencoba menguasai Terusan Panama dan Greenland. Trump menjawab, "Tidak, saya tidak dapat meyakinkan Anda tentang keduanya. Namun, saya dapat mengatakan ini, kita membutuhkannya untuk keamanan ekonomi."

Kanselir Jerman Olaf Scholz pada Rabu, 8 Januari 2024 mengkritik Trump atas ancamannya untuk mengambil alih Greenland dan Kanada. "Perbatasan tidak boleh diubah dengan kekerasan. Prinsip ini berlaku dan menjadi landasan tatanan perdamaian kita," kata Scholz.

3. Bendera Setengah Tiang

Trump melontarkan keberatan terkait keputusan pengibaran bendera setengah tiang pada hari pelantikannya. Langkah ini dilakukan untuk menghormati mantan presiden Jimmy Carter yang baru saja wafat. Namun, Trump menganggap penghormatan tersebut mengurangi sorotan terhadap pelantikannya. 

Trump mempermasalahkan bendera dikibarkan masih masa berkabung selama upacara pelantikannya dalam unggahan di Truth Social pada Jumat, 3 Januari 2025. "Partai Demokrat sangat gembira tentang kemungkinan Bendera Amerika yang megah akan dikibarkan 'setengah tiang' saat Pelantikan saya," kata Trump dikutip dari Reuters.

4. Kasus Hukum yang Membayangi

Trump menghadapi tekanan hukum. Ia dijadwalkan menerima dakwaan pidana yang melibatkan pembayaran uang tutup mulut kepada bintang porno saat sepuluh hari sebelum pelantikannya. Meskipun hakim menyatakan tidak ada rencana untuk menjatuhkan hukuman penjara, situasi ini membuat ketegangan, karena kasus semacam ini belum pernah terjadi dalam sejarah Amerika Serikat. 

Pengadilan banding New York pada Selasa, 7 Januari 2025, menolak permintaan Trump untuk menghentikan hukuman yang telah ditetapkan.

Dikutip dari Reuters, Hakim Asosiasi Ellen Gesmer dari Divisi Banding, memutuskan perkara tersebut setelah mengadakan sidang tentang upaya terakhir Trump untuk memblokir putusan hakim pengadilan.

Dalam sidang permintaan Trump untuk penundaan pada di Manhattan, pada Selasa, 7 Januari 2024, Gesmer mendesak pengacara Trump Todd Blanche mengenai argumennya bahwa kekebalan presiden yang sedang menjabat dari penuntutan berlaku hingga masa transisi antara memenangkan pemilu dan pelantikan. "Apakah Anda mendukung gagasan bahwa kekebalan presiden berlaku juga untuk presiden terpilih?" tanya Gesmer.

Blanche menjawab, "Belum pernah ada kasus seperti ini sebelumnya, jadi tidak."

5. TikTok

Trump meminta Mahkamah Agung untuk menunda undang-undang yang melarang aplikasi tersebut.  Keinginan Trump ini berbanding terbalik dengan sikapnya pada 2020 lalu. Ketika itu dia mencoba memblokir aplikasi tersebut dari Amerika Serikat dan memaksa TikTok menjual sahamnya ke perusahaan Amerika Serikat agar kepemilikannya tidak berada sepenuhnya di Cina.

Sikap Trump ini diduga dipengaruhi pertemuan dia dengan CEO TikTok Shou Zi Chew pada Desember 2024. Trump mendukung agar TikTok tetap beroperasi di Amerika Serikat setidaknya untuk sementara waktu. TikTok telah membantunya dengan tayangnya miliaran video di media sosial saat masa kampanye pemilihan presiden.  

Dewi Rina Cahyani, Ni Made Sukmasari, Fuza Nihayatul Chusna turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |