TEMPO.CO, Boyolali - PT Pertamina (Persero) menyerahkan bantuan seperangkat Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atau solar panel untuk SMK Negeri (SMKN) 1 Mojosongo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. PLTS telah terpasang di atap sekolah untuk dioperasikan dengan kapasitas energi yang dihasilkan 3,3 kWp dan kapasitas baterai penyimpanan 5 kWh.
Area Manager Communication, Relations, & CSR Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga, Taufiq Kurniawan mengemukakan pemberian seperangkat PLTS itu merupakan bagian dari pelaksanaan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) atau Corporate Social Responsibility (CSR) Sekolah Energi Berdikari yang dijalankan di SMKN 1 Mojosongo, Boyolali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Program tersebut dijalankan sebagai dorongan Pertamina untuk menciptakan Sekolah Mandiri Energi melalui energi bersih dan energi baru terbarukan," ujar Taufiq kepada wartawan, hari ini, Senin, 20 Januari 2025.
Pertamina terus menguatkan komitmen untuk menghadirkan energi yang lebih bersih dalam menyongsong target Net Zero Emission (NZE) Indonesia di tahun 2060, di antaranya melalui program itu.
"Selain itu kami juga ingin mengedukasi masyarakat mulai dari dunia pendidikan untuk semakin menyadari dan memahami urgensi transisi ke energi yang lebih bersih dalam keseharian kita, seperti di lingkungan belajar mengajar di sekolah," tuturnya.
Pihaknya berharap ketika sudah diedukasi, masa depan energi akan lebih cerah di tangan generasi muda para penerus bangsa.
Adapun untuk PLTS yang diserahkan kepada pihak sekolah, secara khusus akan dimanfaatkan untuk kebutuhan listrik ruangan laboratorium bahasa di SMKN 1 Mojosongo.
"Sehingga tidak hanya dapat mengurangi emisi yang dihasilkan tapi juga menghemat biaya operasional energi sekolah hingga Rp 6,8 juta per tahun,” katanya.
Taufiq menambahkan, pada kegiatan tersebut juga terdapat berbagai aktivitas yang dijalankan, di antaranya penanaman pohon di lingkungan sekolah, upcycling expo yang menampilkan inovasi-inovasi siswa dalam mendaur ulang limbah menjadi karya yang dilombakan, hingga Kelas Generasi Hijau yaitu kegiatan pengajaran oleh tim Pertamina kepada siswa dengan topik seputar energi bersih dan gaya hidup peduli lingkungan.
”Serangkaian aktivitas tersebut kami jalankan dengan berkolaborasi bersama berbagai pihak, di antaranya lembaga Society Renewable Energy (SRE), Kelompok Masyarakat Budidaya Maggot, mahasiswa penerima beasiswa Sobat Bumi, dan utamanya pekerja Pertamina serta para siswa di SMKN 1 Mojosongo,” ucap dia.
Program Sekolah Energi Berdikari juga merupakan dukungan Pertamina untuk membentuk sekolah berwawasan lingkungan, khususnya dalam kerangka Sekolah Adiwiyata dari Kementerian Lingkungan Hidup yang diikuti oleh SMKN 1 Mojosongo.
Kepala SMKN 1 Mojosongo, Agus Margono menuturkan rasa terima kasih atas kepedulian Pertamina melalui Sekolah Energi Berdikari ini.
”Saat ini SMKN 1 Mojosongo telah memperoleh predikat Sekolah Adiwiyata Mandiri yang merupakan predikat tertinggi. Untuk itu kami berharap program Sekolah Energi Berdikari yang kami jalankan dapat semakin menguatkan dan mempertahankan capaiannya tersebut,” ujarnya.
Salah satu siswa SMKN 1 Mojosongo, Tegar yang menjadi peserta merasa senang telah mengikuti kegiatan Sekolah Energi Berdikari di sekolahnya. Menurutnya, acara itu sangat bermanfaat bagi para siswa.
“Dari Pertamina memberikan bantuan PLTS, dan saya alhamdullilah berkesempatan untuk mencobanya. Saya sangat takjub karena teknologinya sangat bagus dan bermanfaat, serta dapat mengurangi listrik di sekolah kami," ungkapnya.
Kegiatan itu turut dihadiri oleh salah satu Staf Khusus Presiden periode 2019-2024, Billy Mambrasar yang juga menjadi Duta Sekolah Energi Berdikari Pertamina; Pjs. Manager CSR PT Pertamina (Persero), Reno Fri Daryanto; Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jawa Tengah Wilayah V, Agung Wijayanto; serta Pelaksana Tugas (Plt) Asisten Pemerintahan & Kesra Sekretaris Daerah Boyolali, Bony Facia Bandung.