(Beritadaerah-Jakarta) Setelah mencuatnya kasus beras oplosan, peta perdagangan beras di Indonesia mengalami perubahan signifikan. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa konsumen kini lebih banyak memilih berbelanja di pasar tradisional dan pengecer kecil ketimbang pasar modern. Pergeseran ini, menurutnya, membuat penjualan dari penggilingan kecil dan menengah meningkat tajam.
Ia menilai situasi ini sebagai momen “pesta” bagi pelaku usaha kecil, sebab pasokan beras yang melimpah menciptakan peluang ekonomi kerakyatan tetap tumbuh. Pemerintah, katanya, ingin memastikan pelaku usaha kecil tetap mampu bersaing dan tidak terpinggirkan dalam rantai pasok pangan.
Di lapangan, stok beras di pasar tradisional terlihat berlimpah, membawa keuntungan langsung bagi pedagang dan penggilingan kecil. Mereka menganggap kondisi ini sebagai berkah yang menambah optimisme usaha. Perbedaan harga pembelian gabah juga menjadi sorotan, di mana pabrik besar berani membeli lebih mahal, sekitar Rp6.700–Rp7.000 per kilogram, sementara pabrik kecil di kisaran Rp6.500, yang kerap membuat mereka sulit mendapatkan pasokan.
Meski begitu, Amran memastikan stok beras nasional dalam kondisi aman dengan surplus mencapai 3,9 juta ton, termasuk setelah digelontorkannya 1,3 juta ton beras melalui program Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP). Pemerintah akan terus memasok pasar untuk menjaga harga tetap stabil sekaligus menopang usaha kecil. Di pasar tradisional, harga beras medium berkisar Rp13.000 per kilogram, lebih rendah dibandingkan harga beras premium di pasar modern yang bisa mencapai Rp17.000–Rp18.000.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mendorong percepatan distribusi SPHP oleh Bulog. Ia menilai penyaluran langsung ke pasar lebih efektif ketimbang lewat bazar. Saat ini, distribusi SPHP baru sekitar 2.500 ton per hari, dan diharapkan bisa meningkat hingga 10 ribu ton per hari sehingga sebulan mencapai 300 ribu ton.
Zulhas optimistis pasokan akan melonjak memasuki panen raya gadu pada September mendatang. Dengan tambahan gabah dari panen tersebut, ia memperkirakan distribusi SPHP akan semakin lancar dan mampu menopang kestabilan harga beras di seluruh wilayah.