Pesantren Mendunia: Prestasi Kaum Santri Harumkan Indonesia

3 hours ago 10

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Di balik tembok-tembok pesantren, tersimpan denyut kebanggaan yang jarang terpublikasikan. Dari ruang-ruang belajar berlantai semen hingga aula yang menjadi tempat musyawarah, lahir generasi santri yang tak hanya fasih membaca kitab kuning, tapi juga piawai menaklukkan panggung dunia.

Mereka tampil di ajang internasional—dari kompetisi matematika hingga lomba pidato bahasa Arab—membawa nama Indonesia dengan penuh percaya diri. Namun, di balik sorotan prestasi itu, ada satu pertanyaan yang memantik rasa ingin tahu: bagaimana lembaga yang sering dianggap “tradisional” justru mampu tampil sebagai duta pendidikan modern di mata global?

Fenomena ini tidak muncul begitu saja. Pesantren, dengan segala kearifan lokal dan kedalaman spiritualnya, sedang menulis babak baru dalam diplomasi pendidikan Indonesia.

Dari Lirboyo hingga Darunnajah, dari Cianjur hingga Jombang, semangat santri menembus batas-batas negara dan bahasa. Mereka bukan sekadar membawa gelar juara, tapi juga membawa wajah Islam Indonesia yang damai, cerdas, dan beradab. Mungkin inilah saatnya publik menoleh lebih dalam—apa rahasia di balik kehebatan pesantren yang kini mulai diakui dunia?

Berikut beberapa prestasi gemilang pesantren Indonesia yang berhasil mengharumkan nama bangsa dan menegaskan peran strategis pesantren di kancah antarbangsa.

Pondok Pesantren Aqobah International School (PP AIS) Jombang

Santri lembaga pendidikan tersebut meraih 6 medali perak dan 17 medali perunggu dalam ajang International Kangaroo Mathematics Contest (IKMC) 2025 yang diikuti lebih dari 90 negara.

Prestasi ini menunjukkan bahwa santri pesantren tidak hanya unggul dalam ilmu keagamaan, tapi juga kompetitif di bidang sains, seperti matematika kelas internasional.

Santri Pesantren Nurul Hidayah Al‑Khodijiyyah, Cianjur

Dalam event Musabaqah Qira’at al‑Kutub Internasional 2025 (MQK International) yang digelar di Wajo, Sulawesi Selatan, kontingen pesantren Indonesia berhasil menyapu gelar juara dari berbagai cabang. Misalnya, dari Jawa Barat seorang santri dari Pondok Pesantren Nurul Hidayah Al‑Khodijiyyah, Cianjur meraih Juara 1 cabang Ulya Tauhid Putra.

Ini memperlihatkan bahwa pesantren Indonesia memiliki dukungan keilmuan klasik (kitab-kuning) yang mulai diakui secara regional/internasional.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |