Petani Wonogiri Bangkit! Cengkeh Jatipurno Siap Kembali Harumkan Emas Hijau yang Hampir Punah

4 hours ago 6
CengkehGerdal cengkeh di Jatipurno Wonogiri. Istimewa

WONOGIRI, JOGLOSEMARNEWS.COM
Harum cengkeh yang dulu menjadi kebanggaan Kabupaten Wonogiri perlahan mulai terasa lagi. Di Kecamatan Jatipurno, para petani kini bersemangat memulihkan kejayaan “emas hijau” lewat program Gerakan Pengendalian (Gerdal) Tanaman Cengkeh, yang digelar oleh Dinas Pertanian Wonogiri bersama Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Jatipurno dan Kelompok Tani Gayuh Utomo Desa Kembang, pada Selasa (21/10/2025).

Langkah ini menjadi titik balik penting bagi petani cengkeh di wilayah selatan Wonogiri, setelah bertahun-tahun menghadapi penurunan produksi akibat penyakit tanaman dan usia pohon yang menua.

“Melalui Gerdal, kami ingin petani benar-benar paham cara pengendalian penyakit tanaman yang efektif dan melakukan perawatan berkelanjutan agar hasil panen meningkat,” ujar Herry Subeno, Penyuluh Pertanian BPP Jatipurno.

🌿 Aksi Nyata di Lapangan: Petani Turun Langsung Terapkan Ilmu

Kegiatan Gerdal tidak berhenti di ruang penyuluhan. Para petani langsung praktik di lapangan, di antaranya membuat lubang parit berjarak satu meter dari tajuk tanaman. Parit tersebut kemudian diisi pupuk organik padat, bioinsektisida, dan pupuk organik cair (POC).
Metode ini terbukti membantu memperbaiki struktur tanah, menjaga kelembapan akar, dan menekan penyebaran penyakit Bakteri Pembuluh Kayu Cengkeh (BPKC) yang disebabkan oleh Pseudomonas syzygii—penyakit mematikan yang selama ini menjadi momok bagi petani cengkeh.

Selain pendampingan teknis, para petani juga mendapatkan bantuan stimulan sarana produksi pertanian, mulai dari bioinsektisida, pupuk organik cair, hingga pupuk organik padat. Bantuan ini disambut antusias karena membantu mengurangi biaya perawatan dan mendorong semangat baru untuk kembali serius mengelola kebun cengkeh.

🌱 Cengkeh Jatipurno: Dari Nyaris Mati, Kini Mulai Tumbuh Lagi

Selama beberapa tahun terakhir, produktivitas cengkeh di Jatipurno anjlok tajam. Banyak tanaman mati karena penyakit akar dan batang, sementara sebagian lainnya tumbang akibat usia tua dan minim perawatan. Akibatnya, banyak lahan cengkeh terbengkalai dan petani beralih ke komoditas lain.

Namun kini, situasinya mulai berubah. Dengan pendampingan berkelanjutan dari penyuluh pertanian dan dukungan penuh dari pemerintah daerah serta Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, para petani kembali percaya diri untuk menghidupkan kebun mereka.

“Gerakan ini jadi awal dari kebangkitan cengkeh Jatipurno. Kami ingin wilayah ini kembali dikenal sebagai penghasil cengkeh unggulan seperti masa lalu,” tutur Suwarno, Kepala Desa Kembang, penuh optimisme.

💪 Harapan Baru untuk Petani Wonogiri

Gerdal bukan hanya soal penyuluhan, tetapi tentang membangun kembali kepercayaan petani terhadap potensi komoditas lokal. Dengan sinergi antara petani, pemerintah, dan penyuluh, Jatipurno diproyeksikan menjadi pusat pengembangan cengkeh unggulan Wonogiri.

Dinas Pertanian juga berencana memperluas kegiatan serupa ke kecamatan lain yang memiliki potensi perkebunan cengkeh, agar kejayaan “emas hijau” benar-benar kembali bersemi di Wonogiri. Aris Arianto

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |