Polisi Ungkap Motif Pembunuhan Sandy Permana: Sakit Hati karena Direndahkan

3 months ago 85

8000hoki.com List Daftar web Slot Gacor Singapore Terpercaya Gampang Lancar Win Full Online

hoki kilat online Agen server Slot Maxwin Thailand Terbaik Pasti Lancar Win Full Banyak

1000hoki Daftar situs Slots Maxwin Singapore Terkini Gampang Lancar Jackpot Full Setiap Hari

5000 Hoki Online List Daftar situs Slots Gacor Terbaik Gampang Jackpot Full Non Stop

7000hoki.com List Demo server Slots Gacor Cambodia Terpercaya Mudah Scatter Full Online

9000hoki.com Data Akun situs Slots Gacor Terpercaya Sering Lancar Jackpot Full Banyak

Daftar Slots Maxwin basis Vietnam Terkini Pasti Menang Non Stop

Idagent138 login Akun Slot Maxwin Terpercaya

Luckygaming138 login Akun Slot Anti Rungkat

Adugaming Id Slot Gacor Terpercaya

kiss69 login Slot Terpercaya

Agent188 Akun Slot Anti Rungkad Terpercaya

Moto128 Daftar Akun Slot Anti Rungkad Online

Betplay138 Daftar Akun Slot Gacor Online

Letsbet77 Akun Slot Game Terbaik

Portbet88 login Id Slot Game

Jfgaming login Id Slot Game

Mg138 Daftar Akun Slot Gacor Online

Adagaming168 login Slot Online

Kingbet189 login Slot Anti Rungkad Terbaik

Summer138 Daftar Id Slot Anti Rungkad

Evorabid77 Daftar Akun Slot Game

bancibet Akun Slot Online

adagaming168 Slot Anti Rungkat Online

TEMPO.CO, Jakarta - Polisi mengungkap alasan Nanang Irawan alias Gimbal membunuh Sandy Permana, aktor di sinetron Mak Lampir. Polisi mengatakan Nanang nekat menghabisi nyawa tetangganya itu lantaran sakit hati. Pembunuhan itu terjadi pada Ahad pagi, 12 Januari 2025, di perumahan Cibarusah, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Kombes Pol Wira Satya mengatakan, berdasarkan pemeriksaan tersangka, Sandy sempat menatap Nanang dengan tatapan sinis. Itu terjadi pada Ahad pagi, ketika korban mengendarai sepeda motor listrik melewati rumah Nanang. Pada saat itu, Nanang Irawan sedang memperbaiki sepeda motornya di depan rumahnya.

Wira mengatakan, dari keterangan tersangka, korban juga meludah ke arah Nanang. Kejadian pagi itu membuat Nanang gelap mata sebab keduanya pernah terlibat perselisihan dan tak saling bertegur sapa.

“Hubungan pelaku dan korban sudah tak harmonis sejak 2017, ada banyak perselisihan dan pelaku menyimpan dendam sejak lama,” kata Wira dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Kamis, 16 Januari 2025.

Perselisihan itu mulai memuncak pada 2019, ketika Sandy menebang pohon di pekarangan rumah Nanang tanpa izin. Ketika itu korban hendak menggelar pernikahan dan ingin mendirikan tenda, namun terhalang oleh pohon yang berada di pekarangan rumah Nanang.

Selepas kejadian penebangan pohon itu, hubungan mereka semakin panas. Setahun lebih mereka tak pernah bertegur sapa, hingga akhirnya tersangka memutuskan menjual rumahnya dan pindah ke blok lain yang masih berada di kompleks perumahan itu.

Wira mengatakan, tersangka menilai korban sebagai orang yang temperamen dan arogan.

Mereka juga pernah terlibat cekcok dalam sebuah rapat warga. Ketika itu, Nanang menegur Sandy yang kelewat banyak bicara. Tak terima ditegur, Sandy melontarkan kalimat, “Lu diama aja, lu bukan warga sini,” kata polisi menirukan penuturan Nanang.

Pada peristiwa Ahad pagi itu, Nanang langsung mengejar Sandy yang mengendarai sepeda listrik. Nanang menusuk korban pada bagian punggung, pelipis dan perut. “Korban masih sempat melawan dengan menangkis dari atas motor, hingga akhirnya tersungkur karena tusukan di leher sebelah kiri,” kata Wira.

Nanang menganiaya Sandy menggunakan sebilah pisau baja sepanjang sekitar 15 centimeter. Berdasarkan pengakuan Nanang kepada polisi, pisau tersebut berada di kandang ayam, tak jauh dari lokasi kejadian.

Setelah menganiaya Sandy Permana, Nanang melarikan diri ke Karawang, Jawa Barat. Dia ditangkap ketika bersembunyi di Dusun Poris, Desa Kutamukti, Kecamatan Kutawaluya, Karawang, Jawa Barat, pada Rabu sekitar pukul 10.45 WIB. Atas perbuatannya, polisi menjerat Nanang dengan pasal 338 dan 358 KUHP tentang pembunuhan dan penganiayaan, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Pilihan Editor: Seorang Suami Mencari-cari Istrinya Setelah Glodok Plaza Kebakaran

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |