Polres Kulonprogo Gencarkan Patroli dan Edukasi Terkait Tren Swafoto di Jalan Raya

2 hours ago 4

Ilustrasi seseorang sedang selfie di tengah jalan pada dini hari | Kreasi AI

KULONPROGO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Fenomena swafoto di tengah jalan raya saat dini hari yang marak di media sosial mendapat perhatian serius aparat kepolisian. Polres Kulon Progo turun tangan setelah tren berisiko itu mulai merambah wilayah mereka.

Kasihumas Polres Kulon Progo, Iptu Sarjoko, mengungkapkan pihaknya menemukan dua titik jalan yang kerap dijadikan arena swafoto oleh anak-anak muda. Berdasarkan penelusuran digital, titik itu berada di kawasan bekas perlintasan kereta sisi timur kompleks Pemkab Kulon Progo dan Simpang Karangnongko yang terkenal ramai.
“Temuan kami ini berasal dari pemantauan media sosial. Lokasi tersebut kini kami awasi secara berkala,” jelas Sarjoko, Senin (15/9/2025).

Sarjoko menegaskan perilaku itu bukan hanya melanggar aturan lalu lintas, tetapi juga membahayakan jiwa. Meski jalan terlihat lengang pada malam hingga dini hari, kendaraan justru cenderung melaju kencang. “Risiko kecelakaan sangat tinggi. Karena itu kami imbau masyarakat, khususnya generasi muda, agar tidak mengikuti tren ini,” tegasnya.

Menurut dia, fenomena ini mulanya ramai di pusat Kota Yogyakarta dengan sebutan AT 2 AM, kemudian menyebar ke Kulon Progo. Di beberapa unggahan, para pemuda tampak membawa properti unik seperti kursi lipat atau barang lain ke tengah jalan demi mendapatkan foto yang menarik perhatian warganet.

Untuk mencegah korban, Polres Kulon Progo meningkatkan patroli malam dan dini hari. Personel yang diterjunkan tidak hanya memantau tetapi juga langsung memberikan edukasi dan imbauan kepada siapa pun yang kedapatan berpose di tengah jalan.
“Kami lakukan penyisiran di lokasi-lokasi rawan itu. Jika menemukan aktivitas serupa, personel akan menghentikan dan memberi pemahaman tentang bahaya tren ini,” tambah Sarjoko.

Tak berhenti di patroli, jajaran Polres Kulon Progo juga mendatangi sekolah-sekolah untuk sosialisasi. Edukasi dilakukan agar pelajar memahami risiko tren berbahaya yang sering viral di media sosial.
“Pendekatan ke sekolah penting agar siswa tidak mudah terpengaruh konten berbahaya. Kita ingatkan bahwa keselamatan lebih penting daripada sensasi,” paparnya.

Hingga kini, kepolisian terus memantau perkembangan tren tersebut sembari mengajak masyarakat ikut berperan melaporkan jika melihat kejadian serupa. “Kami berharap masyarakat bersama-sama membantu mencegah hal ini agar tidak berkembang menjadi kebiasaan yang membahayakan,” pungkasnya. [*] Disarikan dari sumber media daring

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |