Populasi Badak Jawa dan Sumatera di Alam Liar Kini Tersisa di Bawah 100 Ekor

2 hours ago 6

Seekor induk badak sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) Ratu (23) menemani anaknya berjenis kelamin betina yang baru lahir di Suaka Rhino Sumatera, Taman Nasional Way Kambas (SRS TNWK), Lampung Timur, Lampung, Sabtu (30/9/2023). Bayi badak sumatra tersebut lahir dari hasil perkawinan badak jantan bernama Andalas dan badak betina bernama Ratu pada Sabtu (30/9) pukul 01.44 WIB di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas, Lampung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menyebutkan populasi badak jawa (Rhinoceros sondaicus) dan badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) jumlahnya masing-masing hanya tersisa sekitar 100 individu di ekosistem alamnya. Sejumlah tantangan dihadapi populasi badak di Indonesia.

“Untuk badak jawa, populasi saat ini kami estimasi berkisar antara 87–100 individu dan kami yakin jumlahnya kurang dari 100 ekor,” kata Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kemenhut, Satyawan Pudyatmoko, dalam peringatan Hari Badak Sedunia 2025 di Jakarta, Senin (22/9/2025).

Kondisi serupa juga terjadi pada spesies badak sumatera yang populasinya diperkirakan berada di bawah 100 individu, tersebar di kawasan konservasi di Sumatera dan tersisa beberapa ekor di Kalimantan.

Satyawan mengakui sejumlah tantangan dihadapi populasi badak asli Indonesia yang statusnya masuk kategori kritis terancam punah dalam Daftar Merah IUCN. Ancaman tersebut tidak hanya sebatas perburuan, tetapi juga ekosistem yang terfragmentasi serta potensi pernikahan sedarah (inbreeding) yang mengancam keberlanjutan populasi hewan itu.

Pemerintah melalui Kemenhut tengah melakukan berbagai upaya untuk menambah populasi satwa terancam punah tersebut. Untuk badak jawa yang kini hanya tersisa di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten, dilakukan Operasi Merah Putih yang diluncurkan pada awal September 2025. Dalam operasi ini, Kemenhut bekerja sama dengan TNI dan Yayasan Badak Indonesia (YABI) untuk memindahkan badak jawa dari Semenanjung Ujung Kulon menuju Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA) yang masih berada di kawasan konservasi itu.

Selain itu, Kemenhut juga bekerja sama dengan IPB University untuk mengembangkan bank hayati (biobank) serta penerapan teknologi reproduksi berbantu (Assisted Reproductive Technology/ART) guna menambah populasi badak.

Sementara untuk badak sumatera, Kemenhut sedang mempersiapkan relokasi badak bernama Pari, satu-satunya badak sumatera di Kalimantan yang masih berada di alam liar, untuk masuk ke kawasan konservasi in-situ. Sebelumnya, pemerintah telah berhasil mengamankan badak Pahu di Suaka Badak Kelian (SBK), Kalimantan Timur.

“Selanjutnya juga akan dilakukan penyelamatan badak sumatera yang berada di Aceh, khususnya di luar Taman Nasional Gunung Leuser,” ujarnya.

sumber : ANTARA

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |