Portofolio Hijau BNI Tembus Rp192,4 Triliun

4 hours ago 6

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatat portofolio pembiayaan berkelanjutan mencapai Rp192,4 triliun hingga akhir September 2025. Angka ini setara 24 persen dari total kredit.

Direktur Risk Management BNI David Pirzada menyebut, pembiayaan tersebut mencakup proyek ramah lingkungan dan sosial ekonomi UMKM. “Seluruh dana hasil penerbitan Sustainability Bond dialokasikan untuk proyek-proyek hijau yang memenuhi kriteria lingkungan. Kami ingin memastikan pembiayaan tidak hanya berdampak ekonomi, tetapi juga sosial dan lingkungan,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Jumat (24/10/2025).

Pembiayaan hijau BNI antara lain mengalir ke sektor energi terbarukan, efisiensi energi, serta proyek sosial berbasis pemberdayaan ekonomi masyarakat. Langkah ini sejalan dengan upaya transisi menuju ekonomi rendah karbon yang menjadi fokus pemerintah.

BNI juga aktif memperkuat manajemen risiko iklim dengan melaporkan Climate Risk Stress Test kepada OJK. Evaluasi ini mencakup enam sektor utama, seperti sumber daya alam, listrik, transportasi, konstruksi, pertanian, dan manufaktur, yang mewakili separuh dari total portofolio pinjaman BNI.

Perseroan menilai implementasi prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) bukan hanya memenuhi regulasi, melainkan strategi jangka panjang untuk menjaga keberlanjutan bisnis. BNI berkomitmen mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2028 untuk operasional dan 2060 untuk pembiayaan.

Kinerja positif ESG ini turut menopang ketahanan BNI di tengah tekanan margin dan biaya dana. Hingga akhir kuartal III 2025, BNI mencatat laba bersih Rp15,12 triliun, turun 7,24 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Penurunan itu dinilai wajar mengingat peningkatan cadangan risiko dan ekspansi ke sektor berkelanjutan.

Direktur Utama BNI Putrama Wahju Setyawan mengatakan, fokus BNI kini tidak hanya pada profit, tetapi juga dampak jangka panjang bagi masyarakat. “BNI akan terus memperkuat fundamental bisnis, memperluas ekosistem digital, dan menjadi motor penggerak keuangan berkelanjutan di Indonesia,” kata Putrama.

Dengan penguatan ESG, BNI berupaya mendorong sektor keuangan menjadi lebih inklusif dan bertanggung jawab. Strategi ini diharapkan mampu menyeimbangkan tujuan ekonomi dengan keberlanjutan sosial dan lingkungan.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |