Prediksi JK, Biaya Pemulihan Pascabanjir Sumatera Minimal Rp 60 M

1 hour ago 6
Ilustrasi banjir rob | pixabay

JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM Pemulihan pascabencana banjir di wilayah Sumatera setidaknya bakal menelan biaya paling sedikit Rp 60 miliar. Dana tersebut dibutuhkan untuk menanggung penyediaan kebutuhan dasar masyarakat terdampak selama setahun ke depan.
Demikian prediksi yang disampaikan oleh Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), Jusuf Kalla.

“Masing-masing daerah butuh paling tidak Rp 20 miliar untuk menyediakan air bersih, bahan pokok dan lain sebagainya,” kata pria yang biasa disapa JK itu saat meninjau persediaan bantuan di pusat logistik bencana Sumatera di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta, pada Senin (1/12/2025).

Dalam kunjungan tersebut, JK menegaskan bahwa fase pemulihan justru menjadi pekerjaan paling berat setelah rangkaian penanganan darurat usai. Menurutnya, pemerintah memiliki tanggung jawab besar untuk memastikan kebutuhan dasar warga terdampak tetap terpenuhi dalam jangka panjang, termasuk menyediakan tempat tinggal yang kembali layak dihuni.

“Berapa orang terdampak. Berapa orang yang tidak punya rumah berapa juta. Itu harus diberikan,” ujarnya.

PMI pun mulai menyiapkan langkah pemulihan yang direncanakan berlangsung hingga setahun. Program itu mencakup penyediaan air bersih serta dukungan kesehatan bagi warga di tiga provinsi terdampak. Sebagai bagian dari operasi tersebut, PMI akan mengerahkan 200 tangki air bersih serta 10 unit penjernih air yang bakal ditempatkan di sejumlah titik kritis.

JK menyebut krisis air bersih menjadi persoalan paling mendesak. Saluran dan jaringan pipa di berbagai wilayah dilaporkan mengalami kerusakan parah setelah diterjang banjir dan longsor. Kondisi itu membuat masyarakat tak memiliki akses terhadap air layak konsumsi.

“Jadi pipa-pipa pasti hancur-hancuran dan kondisi itu dibutuhkan solusi instan. Orang tidak bisa hidup tanpa air. Jadi kita kerahkan semua mobil yang ada ditangki sini,” katanya.

Seperti diketahui, banjir dan longsor yang terjadi sejak 25 November 2025 membuat Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat porak-poranda. Aktivitas masyarakat lumpuh akibat jalan penghubung antarwilayah terputus, sementara pasokan listrik dan jaringan komunikasi juga sempat mengalami gangguan serius.

Data yang dirilis BNPB hingga 30 November menunjukkan dampak bencana tersebut sangat luas. Jumlah warga terdampak dilaporkan mencapai 1,1 juta jiwa. Dari jumlah itu, 442 orang meninggal dunia, 402 masih belum ditemukan, 646 lainnya luka-luka, dan tak kurang dari 290 ribu penduduk terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Kerusakan infrastruktur pun cukup masif. BNPB mencatat sedikitnya 827 rumah roboh atau rusak berat, 694 rusak sedang, serta lebih dari 1,3 ribu rumah mengalami kerusakan ringan. Selain itu, 133 jembatan tercatat rusak dan 43 fasilitas umum lain turut terdampak. Situasi ini membuat proses pemulihan diperkirakan membutuhkan waktu panjang serta sumber daya yang tidak sedikit. [*] Disarikan dari sumber berita media daring

Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |