JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Spekulasi pergantian pucuk pimpinan Polri kian menguat. Isyarat itu mencuat setelah beredar kabar Presiden Prabowo Subianto disebut telah mengirim surat presiden (supres) ke DPR RI untuk meminta persetujuan pergantian Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Desakan penyegaran di tubuh Polri sebelumnya sudah ramai disuarakan berbagai kalangan. Kritik terutama mengarah pada penanganan aksi unjuk rasa akhir Agustus hingga awal September lalu yang menelan korban jiwa, serta insiden tertabraknya pengemudi ojek online Affan Kurniawan oleh anggota Brimob.
Dari informasi yang beredar di lingkaran wartawan, Istana disebut mengajukan dua nama perwira tinggi berpangkat Komisaris Jenderal (Komjen). Salah satunya baru saja menyandang pangkat bintang tiga.
Komjen Pol Suyudi Ario Seto dan Komjen Pol Dedi Prasetyo disebut-sebut sebagai kandidat kuat. Keduanya memiliki rekam jejak panjang di kepolisian.
Suyudi yang baru saja naik pangkat ke Komjen pernah memimpin Polres di Majalengka, Bogor, Jakarta Barat, dan Jakarta Pusat. Ia dikenal lama di bidang reserse, sebelum dipercaya menjabat Wakapolda Metro Jaya, Kapolda Banten, hingga kini Kepala BNN.
Sementara Komjen Dedi Prasetyo saat ini menjabat Wakapolri. Ia sebelumnya pernah menjadi Kadiv Humas Polri, Kapolda Kalimantan Tengah, serta menduduki sejumlah jabatan penting di Mabes Polri.
Isyarat dari Dalam Tubuh Polri
Penasihat Kapolri, Ariyanto Sutadi, menilai saat ini memang momentum yang tepat untuk melakukan penyegaran kepemimpinan. Menurutnya, masa jabatan Kapolri umumnya berkisar dua hingga empat tahun. Listyo Sigit sendiri telah menjabat sejak awal 2021.
“Kalau melihat pola itu, wajar saja bila sekarang muncul dorongan untuk pergantian,” ujarnya dalam sebuah siaran televisi. Ariyanto menegaskan mekanisme pergantian Kapolri tetap mengikuti prosedur: Kompolnas mengusulkan nama, Presiden memilih, lalu diserahkan ke DPR untuk persetujuan.
Pengamat kepolisian Bambang Rukminto dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) mengingatkan agar reformasi Polri tidak berhenti pada pergantian figur semata. Menurutnya, perubahan yang dibutuhkan menyentuh aspek struktural dan tata kelola kepolisian, termasuk revisi Undang-Undang Polri.
“Kalau pergantian hanya sebatas percepatan rotasi, itu ibarat angin surga. Perbaikan yang substansial harus menyentuh akar masalah,” tegasnya.
Isu Terus Menguat
Hingga kini Istana belum memberikan keterangan resmi. Namun sejumlah sumber menyebut pengumuman pergantian Kapolri berpotensi dilakukan akhir pekan ini atau awal pekan depan. Sejumlah nama lain juga disebut masuk bursa calon Kapolri, termasuk beberapa perwira tinggi berinisial R.
Dinamika ini terjadi bersamaan dengan ramainya wacana reshuffle kabinet. Presiden Prabowo dinilai ingin mencari figur yang lebih segar dan tidak terlalu dekat dengan lingkaran kepemimpinan sebelumnya.
Jika pergantian benar terjadi, proses ini akan menandai babak baru kepemimpinan di tubuh Polri setelah empat tahun era Jenderal Listyo Sigit Prabowo. [*] Berbagai sumber
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.