PRESIDEN Prabowo Subianto mengatakan Indonesia siap mengevakuasi korban luka dan anak-anak yatim piatu Palestina yang menjadi korban genosida Israel di Gaza. Kepala negara telah memerintah Menteri Luar Negeri Sugiono berdiskusi dengan pemerintah Palestina tentang rencana mekanisme evakuasi pengungsi Gaza ke Indonesia.
Prabowo mengatakan pemerintah akan menyiapkan pesawat apabila mereka bersedia dievakuasi ke Indonesia. “Kita memperkirakan mungkin jumlahnya sekitar seribu untuk gelombang pertama,” kata Prabowo sebelum melakukan kunjungan kenegaraan ke Timur Tengah di Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu, 9 April 2025.
Namun Prabowo membeberkan dua syarat evakuasi korban konflik Gaza. Pertama, kata dia, semua pihak harus menyetujui rencana ini. Kedua, korban konflik Gaza hanya ditempatkan sementara di Indonesia dan harus kembali setelah pulih dan kondisi Gaza membaik.
Menlu: Indonesia Tampung Pengungsi Gaza untuk Sementara
Menteri Luar Negeri Sugiono mengatakan Presiden Prabowo hanya ingin menampung warga Palestina untuk sementara, bukan permanen. “Sesuai arahan presiden, keberadaan mereka di Indonesia bersifat sementara dan sama sekali tidak dimaksudkan untuk 'memindahkan' warga Palestina tersebut dari Tanah Airnya,” kata Sugiono dalam keterangan tertulisnya pada Kamis, 10 April 2025.
Sugiono juga menegaskan Indonesia menolak setiap upaya yang bertujuan merelokasi atau memindahkan warga Palestina dari Tanah Air mereka. Menurut dia, setiap upaya yang mengubah demografi Gaza merupakan pelanggaran hukum internasional.
Lebih lanjut, dalam keterangannya kepada media di Ankara, Turkiye, Kamis malam waktu setempat, dia menjelaskan Prabowo sedang berkonsultasi dengan para pemimpin di kawasan Timur Tengah dalam lawatan ke lima negara, yakni Uni Emirat Arab, Turkiye, Mesir, Qatar, dan Yordania untuk mencapai persetujuan semua pihak terhadap upaya evakuasi sementara warga Palestina.
“Hasil konsultasi itulah nanti kemudian jadi pertimbangan untuk keputusan terakhirnya seperti apa. Dari situlah kemudian mekanisme-mekanisme yang dijalankan, berdasarkan kesepakatan semua pihak. Jadi harus semuanya sepakat, harus semuanya setuju. Kalau ada yang tidak setuju, kalau ada yang tidak sepakat berarti no deal,” ujarnya.
Dia mengatakan Indonesia siap menerima korban perang, terutama warga sipil, untuk melakukan pengobatan dan perawatan di Indonesia. Selain korban luka, Indonesia siap menerima anak yatim piatu korban perang yang memerlukan perawatan karena trauma yang mereka alami.
Menlu menyebutkan Indonesia akan konsisten mendorong penyelesaian konflik Palestina-Israel berdasarkan prinsip solusi dua negara (two-state solution) sekaligus mendorong penghentian segala bentuk kekerasan. Dia juga menambahkan bahwa Indonesia siap memainkan peran yang lebih luas apabila diminta oleh semua pihak yang terkait.
MUI Minta Prabowo Tak Bawa Pengungsi Gaza ke Indonesia
Adapun Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mempertanyakan gagasan Prabowo untuk menampung warga Palestina dari Gaza ke Indonesia.
Anwar merasa heran mengingat rencana pemindahan warga Palestina untuk keluar dari Gaza merupakan ide Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang didukung Israel. “Pertanyaannya, untuk apa indonesia ikut-ikutan mendukung rencana Israel dan Amerika tersebut?” kata Anwar dalam keterangan tertulisnya pada Rabu, 9 April 2025.
Dia menyinggung soal keinginan Israel dan AS untuk mengosongkan Gaza sehingga Israel bisa lebih leluasa menduduki dan menguasai wilayah tersebut. Dengan demikian, kata Anwar, Israel bisa menempatkan warga negaranya ke Gaza yang telah mereka duduki.
Anwar mengaku khawatir jika dalam waktu tertentu Gaza akan menjadi bagian dari Israel Raya yang selama ini AS dan Israel cita-citakan. Sebagai contoh, dia mengungkit apa yang terjadi pada Yerusalem.
“Dahulu Yerusalem dikuasai oleh rakyat Palestina. Sekarang kota tersebut sudah diduduki oleh Israel," ujarnya. Lebih dari itu, Anwar juga mengingatkan soal klaim Israel yang menyebut Yerusalem sebagai ibu kota negaranya.
Menurut dia, Indonesia harus belajar dari sejarah dalam menghadapi manuver politik internasional yang dilakukan oleh Israel tersebut. “Jangan sampai negara kita dikadalin oleh Israel,” ucapnya.
Kekhawatiran Anwar bertambah menyusul lawatan Prabowo ke 5 negara Arab. Prabowo direncanakan mengunjungi Uni Emirat Arab, Turkiye, Mesir, Qatar, dan Yordania. “Lima negara yang akan dikunjungi oleh Prabowo tersebut adalah negara-negara yang punya hubungan baik dengan Israel dan Amerika,” tuturnya.
Anwar menuturkan Turkiye sudah mempunyai hubungan diplomatik dengan Israel sejak 1949; Mesir sejak 1979; Yordania sejak 1994; Uni Emirat Arab sejak 2020; dan Qatar, meski belum punya hubungan diplomatik, sudah menjalin hubungan dagang tidak resmi dengan Israel sejak 1996.
Dia khawatir, jika Indonesia akan berkonsultasi pada negara-negara tersebut, akan berakhir pada keputusan membuka hubungan diplomatik dengan Israel. “Sebaiknya Prabowo jangan ikut-ikutan mengevakuasi rakyat Gaza ke Indonesia. Karena jika hal itu terjadi, jangan mimpi Israel akan mau menerima kembali warga Gaza yang sudah dievakuasi tersebut,” katanya.
Anwar menilai, jika Prabowo ingin membantu pengobatan dan perawatan rakyat Gaza yang sakit atau terluka, semestinya dia mengedepankan kerja sama dengan lima negara yang akan dikunjungi tersebut. “Sebagai bangsa yang sudah kenyang dijajah, maka kita harus tahu yang namanya penjajah itu punya 1.001 cara dan tipu daya,” ujarnya.
Kemenhan dan TNI Dukung Rencana Prabowo
Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dan TNI siap mendukung rencana Prabowo mengevakuasi korban luka akibat perang di Gaza, Palestina, ke Indonesia.
Kepala Biro Informasi Kemenhan Brigjen TNI Frega Wenas mengaku pihaknya memiliki prasarana yang mumpuni untuk memindahkan dan merawat korban dari Gaza. “Kemenhan dan TNI tentunya siap, karena kami punya infrastrukturnya, rumah sakit dan fasilitas kesehatan,” ujarnya saat ditemui di kantor Kemenhan, Jakarta, Kamis.
Dia menuturkan Kemenhan dan TNI terbiasa melaksanakan operasi militer selain perang, seperti menyelamatkan korban terdampak bencana di Indonesia.
Meski demikian, Frega mengungkapkan saat ini Kemenhan dan TNI belum menerima perintah resmi dari Prabowo untuk mengevakuasi korban di Gaza. “Nah tentunya apa yang menjadi kebijakan pemerintah pusat itu akan kami pedomani selagi memang ada perintah," tuturnya.
Anggota DPR: Rencana Prabowo Evakuasi Warga Gaza Amanat Konstitusi
Sementara itu, Anggota Komisi I DPR Amelia Anggraini menilai rencana Prabowo mengevakuasi 1.000 warga Gaza ke Indonesia merupakan implementasi nyata dari amanat konstitusi. Dia mengatakan konstitusi telah menempatkan kemanusiaan dan peran aktif dalam menciptakan perdamaian dunia sebagai prinsip utama politik luar negeri Indonesia.
Politikus Partai NasDem itu meyakini rencana Presiden itu sudah melalui sejumlah kajian. “Menurut hemat kami, langkah ini pasti sudah melalui sejumlah kajian oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai bentuk kepedulian kemanusiaan,” kata Amelia di Jakarta, Kamis.
Meski begitu, dia mengingatkan pemerintah agar melakukan pendekatan diplomasi dan terkoordinasi dengan lembaga-lembaga kemanusiaan internasional, termasuk Palang Merah Indonesia. Hal itu perlu dilakukan agar tetap berada dalam koridor bantuan kemanusiaan murni dan tidak menimbulkan salah tafsir di tingkat global.
Dengan demikian, kata dia, Indonesia tetap menjaga keseimbangan antara solidaritas kemanusiaan dan komitmen terhadap solusi dua negara serta hak rakyat Palestina atas kemerdekaannya. “Saya juga mendorong agar evakuasi ini bersifat sementara, hingga kondisi di Gaza memungkinkan para pengungsi untuk kembali dan membangun kembali kehidupan di tanah air mereka, Palestina,” kata dia.
Eka Yudha Saputra, Savero Aristia Wienanto, dan Antara berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Dugaan Pemerkosaan oleh Dokter Residen di RSHS Bandung, Ini Sikap Kemenkes dan Unpad