Profil Iftitah Sulaiman, Menteri Transmigrasi Kabinet Prabowo yang Pernah Jadi Ajudan SBY

3 weeks ago 14

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Transmigrasi kabinet Prabowo, Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara berkomitmen dan fokusnya pada penyelesaian isu-isu transmigrasi, khususnya dalam hal inventarisasi atau pencatatan Hak Pengelolaan Lahan (HPL) Transmigrasi di seluruh Indonesia.

"Saya sudah sampaikan bahwa kita akan lakukan revitalisasi kawasan yang belum dimanfaatkan optimal. Kita punya 3,1 juta hektar itu HPL. Itu sudah diberikan kepada para transmigran dalam SHM (Surat Hak Milik). Nah sisanya berapa itu yang sedang kita kejar," kata Iftitah di Jakarta, Selasa, 22 Oktober 2024dikutip dari Antara.

Pernyataan ini disampaikannya sebagai respons terhadap pertanyaan mengenai target yang ingin dicapainya sebagai Menteri Transmigrasi dalam 100 hari masa kerjanya ke depan. HPL sendiri merupakan hak yang diberikan oleh negara kepada suatu subjek hukum untuk menguasai sebidang tanah.

Profil Iftitah Sulaiman

Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara lahir di Pandeglang, Banten pada 10 Maret 1977, dan memiliki latar belakang militer yang kuat. Ia merupakan lulusan terbaik Akademi Militer pada 1999 serta menerima penghargaan Bintang Adhi Makayasa dari Presiden Republik Indonesia.

Setelah menyelesaikan pendidikan di Akademi Militer, Iftitah melanjutkan pelatihan di Sekolah Dasar Kecabangan Kavaleri pada 2000.

Selama kariernya di TNI-AD, Iftitah dikenal sebagai ahli di bidang Kavaleri dengan pangkat terakhir Letnan Kolonel. Ia juga mengikuti berbagai kursus militer, termasuk Kursus Combat Intelijen dan Kursus Perwira Staf.

Pada 2009, Iftitah melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Perwira di India, dan dua tahun kemudian meraih gelar Sarjana di bidang pertahanan dari Universitas Indore, India.

Iklan

Iftitah Sulaiman juga menempuh pendidikan di luar negeri, termasuk di US Army Command General and Staff College (Seskoad) di Fort Leavenworth, Kansas, Amerika Serikat, pada 2015. Di institusi tersebut, ia meraih gelar Master of Arts in Leadership and Management dari Webster University pada 2016.

Pengalaman militer Iftitah tidak hanya terbatas pada pendidikan. Ia telah terlibat dalam berbagai misi, termasuk sebagai pasukan penjaga perdamaian di Lebanon pada 2006, serta menjadi instruktur internasional pertama TNI di Australia, di mana ia melatih puluhan perwira.

Setelah lebih dari dua dekade bertugas, Iftitah memutuskan untuk pensiun dari militer dan beralih ke dunia bisnis, dengan mengembangkan perusahaan di sektor investasi, energi, dan lainnya.

Di ranah politik, Iftitah Sulaiman adalah kader Partai Demokrat yang bergabung pada 2019 dan dikenal dekat dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Ia juga pernah menjabat sebagai ajudan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk beberapa waktu.Tepatnya, pernah menjadi pembantu asisten Sespri SBY dari 2011 sampai 2015.

Sebelum dilantik secara resmi, Iftitah menyatakan bahwa Prabowo memberikan arahan untuk fokus pada pembangunan di wilayah Indonesia Timur. Pembangunan di kawasan ini bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan, sejalan dengan tujuan program transmigrasi.

Cita-cita untuk mencapai pemerataan pembangunan dan ekonomi telah disampaikan oleh Prabowo sejak kampanye sebagai calon presiden. Bersama Gibran, Prabowo menyusun delapan misi yang dikenal sebagai Astacita, yang mencakup isu pemerataan ekonomi dan pengentasan kemiskinan.

Kini, diharapkan kehadiran Kementerian Transmigrasi benar-benar mampu mewujudkan pemerataan ekonomi untuk memastikan kesejahteraan dan kemakmuran di setiap wilayah Indonesia.

Pilihan Editor: Rekam Jejak Iftitah Sulaiman Eks Ajudan SBY Disebut Jadi Calon Menteri Prabowo

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |