Profil Ismail Sabri Yaakob, Eks PM Malaysia yang Terjerat Kasus Korupsi

3 hours ago 4

KOMISI Antirasuah Malaysia (SPRM), Senin, 3 Maret 2025, menetapkan Ismail Sabri Yaakob sebagai tersangka kasus dugaan korupsi dan penggunaan ilegal dana promosi dan publisitas semasa menjabat senilai Rp 2,5 triliun.

Ismail Sabri menjadi mantan perdana menteri Malaysia terbaru yang terjerat kasus korupsi, setelah Najib Razak dan Muhyiddin Yassin. Menurut Ketua SPRM Tan Sri Azam Baki, perdana menteri ke-9 Malaysia itu telah dikenakan Pasal 36 (1) Undang-Undang SPRM 2009 terkait laporan harta kekayaan, seperti dilaporkan Antara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penggeledahan dilakukan di sebuah kediaman dan tiga lokasi lainnya. SPRM menemukan dan menyita uang tunai senilai sekitar 170 juta ringgit (sekitar Rp626 miliar) dalam berbagai mata uang asing dan 16 kilogram emas batangan yang nilainya diperkirakan hampir 7 juta ringgit (sekitar Rp25,7 miliar).

Para penyelidik anti-korupsi telah menanyai Ismail Sabri pada Januari 2024 sebagai bagian dari penyelidikan atas kemungkinan pelanggaran yang melibatkan sekitar 700 juta ringgit (sekitar Rp 2,5 triliun) yang dihabiskan untuk publisitas pemerintah selama masa pemerintahannya, Reuters melaporkan.

SPRM mengatakan penyelidikannya difokuskan pada pengeluaran dan pengadaan publisitas pemerintah selama masa pemerintahan Ismail Sabri, yang menjabat sebagai perdana menteri dari Agustus 2021 hingga November 2022.

Siapa Ismail Sabri Yaakob?

Pria kelahiran Pahang, 18 Januari 1960 ini memiliki perjalanan panjang dalam pemerintahan Malaysia. Wakil Presiden Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) itu sebelum menjadi perdana menteri ke-9 Malaysia.

Selain itu, Ismail Sabri juga turut mengisi posisi Menteri Urusan Keamanan di Kabinet Muhyiddin Yassin.

Sebelum diangkat sebagai perdana menteri, Ismail Sabri yang merupakan anggota Parlemen Malaysia untuk daerah pemilihan Bera di Pahang, mewakili partai UMNO, partai terbesar di Malaysia.

Dilansir Anadolu, Sabri adalah alumni Fakultas Hukum Universitas Malaya. Setelah merampungkan pendidikannya, ia tak lantas langsung berkarier di dunia politik. Dia memilih menjadi pengacara pada pertengahan 1985.

Kiprahnya di dunia politik membawanya menjadi Kepala Penerangan UMNO Cabang Temerloh.

Karier politiknya di UMNO terus meroket sehingga dipercaya mengisi posisi di beberapa kementerian seperti menjadi Menteri Pemuda dan Olahraga dalam Kabinet Abdullah Badawi (2008) dan Menteri Perdagangan Domestik, Kooperatif, dan Konsumerisme di era Perdana Menteri Najib Razak (2009).

Setelah itu, Sabri juga menjadi Menteri Pertanian dan Industri Berbasis Agro (2013-2015) hingga Menteri Pembangunan Daerah dan Pedesaan (2015-2018).

Nama Ismail Sabri makin meroket ketika PM Muhyiddin Yassin resmi menunjuknya sebagai wakil perdana menteri. Saat pengangkatan dirinya pada 7 Juli 2021, Yaakob langsung dihadapkan pada permasalahan sulit khususnya berkaitan dengan penanganan pandemi Covid-19 dan kemerosotan ekonomi negaranya.

Pada 21 Agustus 2021, ia menjadi perdana menteri menggantikan Muhyiddin Yassin yang mengundurkan diri. Namun, masa pemerintahannya hanya bertahan selama setahun lebih. Pada 25 November 2022, ia digantikan oleh Anwar Ibrahim.

Ismail Sabri Yaakob tidak terganggu dengan pernyataan oposisi bahwa dia adalah perdana menteri dengan masa jabatan terpendek dalam sejarah Malaysia. “"Yang penting adalah apa yang saya lakukan selama itu," katanya kepada Free Malaysia Today dalam sebuah wawancara.

Ia menambahkan lamanya masa jabatan tidak penting. “Jika Anda memiliki masa jabatan yang panjang tetapi tidak melakukan apa-apa untuk rakyat, maka tidak ada artinya," katanya.

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |