TEMPO.CO, Jakarta - Timnas Bahrain meminta agar pertandingan leg 2 melawan Indonesia dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 dilakukan di tempat netral. Permintaan ini muncul setelah adanya kecaman dari warganet Indonesia terhadap wasit Ahmed Al Kaf yang dinilai memihak Bahrain. Di pertandingan pertama, kemenangan Indonesia pupus karena Al Kaf mengesahkan gol balasan di menit ke-99, meskipun waktu tambahan hanya enam menit. Alhasil, pertandingan berakhir imbang 2-2.
Bahrain Football Association (BFA) menyatakan khawatir terkait terjadi gangguan keamanan dan meminta pertandingan tandang mereka, yang dijadwalkan pada 25 Maret 2025, dilaksanakan di luar Indonesia. Menteri Pemuda dan Olahraga, Dito Ariotedjo, merespons permintaan ini dengan mengimbau warganet Indonesia untuk tetap menjaga kata-kata dalam menyampaikan pendapat di media sosial.
"Dalam era demokrasi di ruang digital, kita boleh menyampaikan pendapatan dan kekesalan tetapi saya minta semua yang disampaikan itu dalam koridornya," kata Menpora Dito.
Profil Negara Bahrain
Bahrain adalah negara kepulauan kecil yang terletak di Teluk Arab, di sebelah timur Arab Saudi. Negara yang secara resmi dikenal sebagai Kerajaan Bahrain ini terdiri dari pulau utama, Bahrain, dan sekitar 30 pulau kecil lainnya.
Dikutip dari Britannica, nama Bahrain berasal dari bahasa Arab al-barayn yang berarti "dua laut". Nama ini merujuk pada kombinasi antara mata air tawar dan laut asin yang mengelilingi negara ini.
Sejarah Bahrain dimulai lebih dari 5.000 tahun yang lalu, dengan peradaban kuno Dilmun yang menjadikannya pusat perdagangan. Pada 1783, keluarga Al-Khalifa yang bermazhab Sunni mengambil alih kekuasaan di Bahrain. Untuk mempertahankan posisinya, Bahrain membuat serangkaian perjanjian dengan Inggris pada abad ke-19, sehingga menjadikannya protektorat Inggris.
Negara ini kemudian memperoleh kemerdekaan pada 1971, dan sejak itu berkembang pesat menjadi kekuatan progresif di kawasan teluk dalam bidang ekonomi, pendidikan, dan gaya hidup. Ibu kotanya, Manama, terletak di ujung timur laut pulau utama dan merupakan kota modern dengan pengaruh internasional yang kuat, berkat lokasinya yang strategis di jalur perdagangan kuno antara Timur dan Barat.
Pariwisata Bahrain
Dilansir dari situs The International Civil Aviation Organization (ICAO) atau Organisasi Penerbangan Sipil Internasional, pada sektor wisata, Bahrain memiliki berbagai destinasi wisata menarik.
Salah satu destinasi paling terkenal adalah Qal'at al-Bahrain, sebuah situs arkeologi yang menjadi pusat peradaban Dilmun dan kini merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO. Situs ini terdiri dari tujuh lapisan sejarah yang berasal dari 2300 SM hingga abad ke-18 dan mencerminkan pengaruh berbagai peradaban, termasuk Kassites, Portugis, dan Persia.
Selain itu, Masjid Agung Al-Fateh adalah destinasi lain yang populer di Bahrain. Dikenal sebagai salah satu masjid terbesar di dunia, masjid ini dapat menampung lebih dari 7.000 jamaah sekaligus. Dibangun pada 1987, masjid ini dinamai sesuai dengan penakluk Bahrain, Ahmed Al Fateh, dan kini juga menjadi lokasi Perpustakaan Nasional Bahrain.
Wisatawan yang tertarik pada peninggalan sejarah juga dapat mengunjungi Benteng Arad, sebuah benteng abad ke-15 yang dibangun sebelum invasi Portugis ke Bahrain. Benteng ini menawarkan pandangan mendalam tentang gaya pertahanan Islam pada masa itu dan merupakan salah satu benteng kompak yang paling penting di negara ini.
Bahrain juga dikenal dengan Grand Prix Bahrain, balapan formula satu yang pertama kali diadakan pada 2004. Acara ini mencatat sejarah sebagai balapan formula satu pertama di Timur Tengah dan sejak itu menjadi salah satu daya tarik utama bagi penggemar olahraga internasional.
PUTRI SAFIRA PITALOKA | NURDIN SALEH | ICAO.INT | CIA.GOV | BRITANNICA
Pilihan Editor: Menpora Tegaskan Pertandingan Indonesia Lawan Bahrain Tetap Digelar di Jakarta