TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto mengangkat sejumlah tokoh nasional untuk membantu pekerjaannya. Mereka diberi jabatan sebagai Staf Khusus, Penasihat Khusus dan Utusan Khusus Presiden.
Berikut profil pembantu khusus Presiden:
Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi Kreatif Yovie Widianto
Yovie, 56 tahun, merupakan musisi top, pengarang lagu dan pendiri grup band Kahitna yang terus eksis selama 38 tahun ini.
Ia mengatakan ingin membantu mempercepat pemberdayaan ekonomi kreatif. “Semoga bisa membantu akselerasi (percepatan) dalam pemberdayaan ekonomi kreatif. Pengalaman kegagalan dan kesuksesan saya di dunia kreatif semoga bisa memberi masukan-masukan yang sekiranya bisa mempercepat akselerasi pemberdayaan ekonomi kreatif ke depan,” kata Yovie seperti dikutip dari Antara.
Ia menyebutkan penugasan yang diberikan Presiden Prabowo kepadanya tidak terlalu jauh dengan bidang yang digelutinya selama 40 tahun terakhir. Dia berharap dapat memberikan saran konstruktif dan riset bersama dengan tim.
Penasihat Khusus Presiden:
1. Jenderal TNI (Purn) Wiranto sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Politik dan Keamanan.
Wiranto, 77 tahun, sudah malang melintang di percaturan politik tingkat atas sejak Orde Baru. Mantan Panglima ABRI (TNI) ini, terjun ke politik melalui Golkar sebelum mendirikan Partai Hanura.
Ia pernah menjadi Menteri Hankam di masa Orde Baru dan kemudian menjadi Menko Polkam di Masa Presiden Abdurrahman Wahid dan Jokowi. Pada periode kedua pemerintahan Jokowi, ia menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Presiden.
2. Jenderal TNI (HOR) (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Digitalisasi dan Teknologi Pemerintahan.
Luhut juga diangkat sebagai Ketua Dewan Ekonomi Nasional oleh Prabowo. Pada pemerintahan Jokowi, ia menjabat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sejak tahun 2019.
Ia juga pernah menjabat Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan pada 2015–2016, menggantikan Tedjo Edhy Purdijatno.
Luhut mengakhiri karier militernya ketika pensiun sebagai letnan jenderal dan menjabat Komandan Kodiklatad (1997–1998). Setelah itu, ia diangkat sebagai Duta Besar RI di Singapura (1999-2000). Ia kemudian dipanggil pulang dan diangkat menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan oleh Presiden Gus Dur (2000-2001).
Setelah Gus Dur diberhentikan MPR, Luhut bergerak di bidang swasta dengan mendirikan PT Toba Sejahtra Group yang bergerak di bidang energi dan pertambangan.
Ketika Jokowi kampanye Pilpres 2014, Luhut masuk tim pemenangan dan kemudian ditunjuk menjadi Kepala Staf Kepresidenan sampai 2015, sebelum diangjkat sebagai Menkopolhukam sampai 2016. Setelah itu, ia menjabat sebagai Menko Marinvest sampai berakhirnya pemerintahan Jokowi.
3. Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurachman sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Pertahanan Nasional, Ketua Komite Kebijakan Industri Pertahanan.
Dudung Abdurachman, 59 tahun, adalah mantan Kepala Staf TNI AD (2021-2023). Sepanjang hidupnya, Dudung belum menapak jabatan sipil. Ia sebelum menjadi KSAD adalah Pangkostrad, Pandam Jaya dan Gubernur Akmil.
4. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan Nasional.
Bambang Brodjonegoro, 58 tahun, adalah anak tokoh pendidikan Soemantri Brodjonegoro dan adik Menteri Pendidikan Tinggi Satryo Brodjonegoro.
Pakar ekonomi Universitas Indonesia ini pernah menjadi Menteri Keuangan, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri Riset.
5. Purnomo Yusgiantoro sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Energi.
Purnomo, 73 tahun, bukan orang baru di bidang energi. Ia menjabat Menteri ESDM pada 3 pemerintahan (2000-2009) di masa Presiden Gus Dur, Megawati dan SBY. Ia lalu menjadi Menteri Pertahanan (2009-2014).
6. Muhadjir Effendy sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Haji.
Iklan
Muhadjir, 68 tahun, merupakan tokoh Muhammadiyah, yang menjadi Menteri Pendidikan (2016-2019), kemudian Menko Pembangunan Masyarakat dan Kebudayaan (2019-2024).
7. Letnan Jenderal TNI (Purn) Terawan Agus Putranto sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Kesehatan.
Terawan merupakan dokter TNI, yang terkenal karena metode pengobatan stroke. Ia pernah menjadi Menteri Kesehatan (2019-2020). Ia dipecat oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia (MKEK IDI) karena melakukan metode tersebut kepada pasien sebelum melalui penelitian ilmiah. Namun sejumlah tokoh termasuk Prabowo adalah pasiennya.
Utusan Khusus Presiden:
1. Muhamad Mardiono sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Ketahanan Pangan.
Mardiono, 67 tahun, adalah politisi Partai Persatuan Pembangunan. Ia berhasil menggulingkan Suharso Monoarfa dan menjadi Ketua Umum PPP pada 2022. Sebelumnya, ia merupakan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (2019-2022).
2. Setiawan Ichlas sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Perbankan.
Setiawan, 47 tahun, atau yang dikenal sebagai Iwan Bomba dikenal sebagai pengusaha batu bara Indonesia asal Palembang dan merupakan pemilik Bomba Group, sebuah perusahaan holding atau induk investasi terdiversifikasi yang membawahi entitas bisnis di banyak bidang usaha, seperti logistik dan distribusi, agroindustri, pertambangan, serta manajemen properti.
3. Miftah Maulana Habiburrahman sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah, 43 tahun, merupakan kyai dan pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, DIY.
4. Raffi Farid Ahmad sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni.
Raffi Ahmad, 37 tahun, adalah artis, yang kemudian terjun di dunia bisnis.
5. Ahmad Ridha Sabana sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang UMKM, Ekonomi Kreatif dan Digital.
Ahmad Ridha Sabana, 52 tahun, adalah pengusaha dan Ketua Umum Partai Garuda.
6. Mari Elka Pangestu sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Perdagangan.
Mari Elka, 68 tahun, adalah guru besar ekonomi yang pernah menjabat Direktur Pelaksana Bank Dunia. Menteri Perdagangan, serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
7. Zita Anjani sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Pariwisata.
Zita Anjani, 34 tahun, adalah Anggota DPRD DKI (2019-20024 dan 2024-2029) dari PAN. Ia juga merupakan anak Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.
Pilihan Editor Prabowo Akan Lanjutkan Pembangunan IKN, Plt Kepala OIKN: 2 Tahun Bangunan Yudikatif dan Legislatif Rampung