REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG, – Kepala Badan Pangan Nasional sekaligus Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa program Beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) akan tetap berjalan meskipun memasuki masa panen raya. Hal ini dilakukan untuk menjaga stabilitas harga beras di seluruh Indonesia, terutama di daerah yang bukan merupakan sentra produksi padi utama.
Amran mengungkapkan bahwa kebijakan ini merupakan langkah strategis dari pemerintah guna menjaga keseimbangan pasokan dan harga beras. "Terus berlanjut. Tidak pernah terhenti, terus bergulir," ujar Amran saat mengunjungi Balai Perakitan dan Modernisasi Pertanian (BRMP) di Serpong, Tangerang, Banten, Senin.
Pada masa panen raya, pendistribusian beras subsidi akan difokuskan ke wilayah pegunungan dan daerah non-produksi padi. Ini bertujuan agar masyarakat di daerah tersebut dapat mengakses beras dengan harga yang terjangkau dan stabil.
Tidak ada kode iklan yang tersedia.Kebijakan ini juga merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam memastikan keadilan pangan nasional, di mana seluruh lapisan masyarakat, baik produsen maupun konsumen, dapat menikmati manfaat dari distribusi beras SPHP secara merata. Program SPHP yang disalurkan Perum Bulog telah terbukti berperan penting dalam menekan gejolak harga dan menjaga ketersediaan beras di pasaran, terutama saat permintaan meningkat dan distribusi terganggu akibat faktor cuaca atau logistik.
Dengan strategi ini, Bapanas optimistis bahwa pasokan beras nasional akan tetap terkendali, harga beras stabil, dan kesejahteraan masyarakat terus meningkat, sejalan dengan upaya mewujudkan kedaulatan serta ketahanan pangan Indonesia. "SPHP nanti, strategi saya tadi, kami kalau nanti musim panen, bulan 3, 4, 5 (Maret-April-Mei), itu SPHP disalurkan ke daerah-daerah pegunungan yang bukan produsen padi. Cantik kan?" imbuh Amran.
Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, menyatakan bahwa hingga Minggu (2/11), penyaluran beras SPHP telah mencapai lebih dari 560 ribu ton, mencerminkan tingginya kepercayaan dan minat masyarakat terhadap beras pemerintah tersebut. Target distribusi beras SPHP hingga Desember 2025 adalah sebanyak 1,5 juta ton.
Bulog memastikan stok beras SPHP tersedia di titik-titik yang mengalami disparitas harga dan mendistribusikannya secara cepat dan merata. Beras SPHP dijual sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET), yaitu Rp12.500 per kilogram untuk zona 1 (Jawa, Lampung, Sumatera Selatan, Bali, NTB, Sulawesi); Rp13.100 per kilogram untuk zona 2 (Sumatera selain Lampung dan Sumsel, NTT, Kalimantan); dan Rp13.500 per kilogram untuk zona 3 (Maluku, Papua).
Konten ini diolah dengan bantuan AI.
sumber : antara

                        7 hours ago
                                17
                    












































