
JAKARTA, JOGLOSEMARNEWS.COM – Menteri Keuangan yang baru dilantik, Purbaya Yudhi Sadewa, menegaskan bahwa pernyataannya mengenai prospek ekonomi Indonesia bukanlah ucapan tanpa dasar. Ia menilai pihak yang menuding dirinya asal bicara tidak memahami secara utuh konsep ekonomi yang sedang dijalankan pemerintah.
“Kalau ada yang bilang saya sembarangan ngomong, ya salah. Mereka justru tidak mengerti konsep ekonomi. Nanti kalau saya luruskan, malah dibilang sombong,” ucap Purbaya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (9/9/2025).
Menurut ekonom senior ini, dirinya sudah puluhan tahun berkecimpung dalam dunia pasar keuangan. Pengalaman itu membuatnya memahami peta persoalan ekonomi Indonesia serta strategi untuk mengatasinya. “Saya ini lama di pasar, lebih dari 15 tahun. Jadi tahu betul titik lemah dan langkah perbaikannya,” ujarnya.
Sehari setelah resmi dilantik Presiden Prabowo Subianto, Purbaya sempat menyinggung bahwa perekonomian nasional akan kembali cerah dalam waktu dekat. Ia bahkan optimistis dalam dua hingga tiga tahun mendatang, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa menembus angka 8 persen, sesuai arahan Presiden.
“Kalau semua kebijakan dijalankan optimal, target itu sangat mungkin dicapai. Apalagi Presiden sudah menekankan agar pertumbuhan dikejar ke level 8 persen,” jelasnya.
Lebih lanjut, Purbaya mengatakan sejumlah program percepatan pembangunan dan relaksasi sistem keuangan telah mendapat lampu hijau dari Presiden dan jajaran kabinet. Dengan kebijakan itu, ia berharap sektor swasta ikut terdorong sehingga pertumbuhan bisa lebih cepat.
“Intinya bukan asal klaim. Kebijakan sudah disiapkan dan sedang dipercepat. Jadi bukan ngarang,” tegasnya.
Terkait kekhawatiran inflasi, Purbaya menjelaskan bahwa percepatan pertumbuhan tidak otomatis menimbulkan demand pull inflation atau defisit APBN. Menurutnya, ruang fiskal masih memadai sehingga stimulus tambahan bisa diberikan untuk menjaga momentum.
“Kalau kapasitas ekonomi masih kuat, pertumbuhan cepat tidak serta-merta memicu inflasi. Justru yang penting bagaimana memanfaatkan potensi agar hasilnya maksimal,” tandasnya.
Sebelumnya, pasar saham sempat bergejolak setelah kabar reshuffle kabinet diumumkan. IHSG terkoreksi 100,50 poin atau 1,28 persen pada penutupan perdagangan Senin (8/9/2025). Menanggapi hal itu, Purbaya menyebut fenomena tersebut sebagai reaksi wajar dan meyakini pasar akan segera stabil.
“Reshuffle memang biasanya menimbulkan gejolak singkat. Tapi jangan khawatir, kita tahu bagaimana cara menanganinya,” tutupnya. [*] Berbagai sumber
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.