REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG — Kejuaraan Pencak Silat Muslim Internasional meningkatkan angka pariwisata daerah setempat. Sebabnya, ada 3.200 peserta dari berbagai daerah, lembaga pendidikan, dan komunitas, terlibat aktif menyukseskan kegiatan tersebut.
Datang ke Kabupaten Tangerang Banten, mereka bermalam di berbagai penginapan yang disediakan panitia. “Kita menyiapkan tempat bermalam yang memadai untuk mereka beristirahat dan menjaga kebugaran sehingga mereka dapat mengikuti kegiatan dengan maksimal,” kata panitia Internasional Moslem Pencak Silat Championship Murdiyanto di Kabupaten Tangerang pada Selasa (16/9/2025)
Berdasarkan data panitia, sekitar 800 kamar menjadi tempat semua peserta beristirahat. Mereka menginap di sekitar SMKN 7 Kabupaten Tangerang, lokasi kejuaraan pencak silat internasional terselenggara.
Murdiyanto juga berharap kegiatan ini dapat menumbuhkan ekonomi masyarakat sekitar. Jika masing-masing peserta bertransaksi Rp100 ribu dalam sehari, maka secara bersamaan dalam satu hari ada perputaran uang sebanyak Rp300-an juta.
Sementara acara ini berlangsung hingga empat hari kedepan. Diperkirakan ada lebih dari Rp1,2 miliar uang berputar selama acara ini berlangsung. “Kami sangat berharap acara ini menumbuhkan ekonomi masyarakat sekitar,” ujarnya.
Wakil Ketua Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Banten Ikhwan Hadiyyin mengatakan Internasional Moslem Pencak Silat Championship menjadi destinasi wisata masyarakat Jabodetabek dan sekitarnya. Sebab ribuan orang meramaikan ajang tersebut yang berlokasi di SMKN 7 Kabupaten Tangerang.
Mereka yang meramaikan kejuaraan internasional ini terdiri dari beberapa kelompok. Pertama adalah pelajar. Mereka adalah santri dan guru pesantren yang tergabung dalam sejumlah organisasi, seperti Rabithah Ma’ahid al-Islamiyah (RMI) Nahdlatul Ulama dan Forum Komunikasi Pesantren Muadalah (FKPM). Juga ada siswa dan guru berbagai lembaga pendidikan Islam, seperti sekolah Muhammadiyah.
Kedua adalah komunitas pegiat dan praktisi budaya bela diri, seperti Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), Pagar Nusa, Tapak Suci, Silat TNI, Kebudayaan Seni Tari Tjimande Tari Kolot Kebon Djeruk Hilir (TTKKDH), Terumbu Silat Banten, Silat Bandrong, dan banyak lagi. “Mereka semua berada dalam naungan IPSI, semuanya unjuk kebolehan di kejuaraan ini,” kata Ikhwan.
Ketiga adalah pecinta silat dan kerabat peserta. Mereka meramaikan kejuaraan internasional tersebut. Sambil menikmati produk UMKM di sana, mereka menyaksikan keindahan jurus silat dari berbagai aliran yang dipamerkan secara individual dan kelompok. Kemudian mendapatkan impresi dan menyebarluaskan kegiatan tersebut dalam bentuk konten media sosial.
“Kejuaraan ini menunjukkan berbagai komunitas, aliran silat, bersatu saling mendukung pelestarian budaya asli Indonesia, yaitu seni bela diri yang indah,” kata Ikhwan.