Raymond Indra/Nikolaus Joaquin diapit senior mereka di Pelatnas Cipayung Fajar Alfian (kiri) dan Muh Shohibul Fikri (kanan) usai final Australian Open 2025..
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ganda putra muda Indonesia Raymond Indra/Nikolaus Joaquin meraih gelar terbesar dalam karier mereka sejauh ini dengan menjuarai Australian Open 2025. Pada final turnamen BWF World Tour Super 500 yang berlangsung di Quaycentre, Sydney Olympic Park, Ahad (2/11/2025), Raymond Indra/Nikolaud Joaquin mengalahkan senior satu pelatnas, Fajar Alfian/Muh Shohibul Fikri, lewat laga ketat 22-20, 10-21, 21-18.
Gelar ini mempertegas lompatan performa mereka sepanjang 2025. Sejak awal tahun, keduanya naik kelas dari Sirkuit Nasional, kemudian menjuarai turnamen International Challenge, Super 100, menjadi runner up di Korea Masters, dan kini berjaya di puncak turnamen level Super 500.
“Puji Tuhan, ini pembuktian kalau kami bisa bersaing di level atas,” ujar Raymond dalam keterangan resmi PBSI. “Target masih banyak yang mau kami ambil di depan. Semoga kami bisa konsisten memberikan permainan terbaik seperti di sini. Kami akan berusaha agar gelar ini tidak menjadi beban dan tetap bermain lepas di turnamen-turnamen berikutnya.”
Joaquin menilai kemenangan tersebut lahir dari pemahaman yang semakin kuat di antara keduanya. “Kami sudah tahu bumbu spesial masing-masing. Kami sudah latihan bersama sangat lama, jadi tadi fokus pada strategi dan tidak boleh kendur sedikit pun karena a Fajar dan a Fikri punya ratusan pengalaman,” ujarnya.
Ia menambahkan, gelar itu mereka persembahkan untuk ganda putra pratama Pelatnas, PBSI, dan seluruh pecinta bulutangkis di Indonesia.
Dari kubu senior, Fajar mengakui perkembangan pesat junior mereka. “Hasilnya memang tidak sesuai harapan, kami kembali jadi runner up. Tapi penampilan Raymond/Joaquin sungguh luar biasa. Perkembangan mereka cepat sekali. Semoga ke depan mereka terus padu dan konsisten,” ujar Fajar.
Fajar dan Fikri akan memanfaatkan waktu menuju BWF World Tour Finals untuk memperbaiki ketenangan di poin-poin kritis. Kelemahan ini yang membuat mereka tumbang dari juniornya.
Fikri juga memberi apresiasi serupa. “Kami bangga dengan junior kami. Semoga mereka makin baik dan tidak cepat puas.”

3 hours ago
9

















































