Reaksi Unpad atas Pembekuan PPDS di RSHS Bandung Buntut Kasus Dokter Priguna

1 day ago 15

MENTERI Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin membekukan selama satu bulan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesiologi dan Terapi Intensif di Rumah Sakit Hasan Sadikin atau RSHS Bandung. Keputusan itu diambil setelah adanya laporan rudapaksa yang diduga dilakukan oleh dokter Priguna Anugerah Pratama, peserta didik PPDS Anestesi di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad).

Budi merasa prihatin dan menyesalkan kejadian itu. Dia memutuskan membekukan PPDS Anestesi Unpad di RSHS Bandung untuk melihat kekurangan yang harus diperbaiki. “Kalau kita perbaiki sambil jalan kan susah. Maka freezed (dibekukan) dulu satu bulan, perbaiki seperti apa,” kata Menkes ketika ditemui setelah bertemu dengan Presiden Ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi di kediaman Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jumat, 11 April 2025.

Menurut dia, harus ada langkah yang dapat memberikan efek jera agar segala bentuk kekerasan tidak lagi terjadi di lingkungan layanan kesehatan. Salah satunya dengan pencabutan surat tanda registrasi (STR) dan surat izin praktik (SIP) pelaku. “Saya juga mengucapkan turut sedih kepada keluarga dari korban dan berikutnya kita harus ada perbaikan,” ujar Budi.

Priguna, dokter residen yang sedang praktik di RSHS, itu diduga memperkosa salah seorang keluarga pasien pada 18 Maret 2025. Modus yang digunakan ialah dengan meminta korban melakukan transfusi darah untuk keperluan medis sang ayah. Dia kemudian menyuntikkan cairan bius melalui infus setelah menusukkan jarum ke tangan korban sebanyak 15 kali. Saat diperkosa, korban berada dalam kondisi tidak sadarkan diri.

Respons Unpad atas Pembekuan PPDS di RSHS Bandung

Unpad menghargai keputusan Kemenkes membekukan sementara kegiatan PPDS mahasiswanya di RSHS Bandung. “Karena ini semua demi pendidikan yang lebih baik," kata Rektor Unpad Arief Sjamsulaksan Kartasasmita dalam video pernyataan yang diterima di Bandung pada Sabtu, 12 April 2025, seperti dikutip dari Antara.

Meski demikian, Arief menafsirkan keputusan tersebut bukan untuk menghentikan pendidikan kedokteran, tetapi tidak menjadikan rumah sakit itu sebagai tempat pelayanan pendidikan untuk sementara waktu.

Arief mengatakan pembekuan yang dilakukan oleh Menkes bukan terhadap semua proses pendidikan di seluruh bidang kedokteran Unpad, melainkan hanya dilakukan pada pendidikan PPDS di RSHS Bandung, karena mengenai pendidikan adalah ranah universitas.

“Karena sebetulnya, kalau menghentikan pendidikan, itu harus dilakukan oleh universitas dan fakultas. Jadi Kemenkes dalam hal itu tentu akan menghentikan pendidikan di Rumah Sakit Hasan Sadikin sebagai tempat pendidikan dokter spesialis anestesi FK Unpad untuk sementara,” katanya.

Dia menjelaskan pendidikan dokter anestesi tetap akan berlanjut di rumah sakit yang sudah berkolaborasi dengan Unpad dan pembekuan sementara hanya dilakukan di RSHS Bandung.

Dampak Pembekuan PPDS Unpad terhadap Mahasiswa

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Unpad Zahrotur Rusyda Hinduan mengatakan sebanyak 50 peserta PPDS Anestesiologi dan Terapi Intensif di universitas itu ikut terdampak pembekuan sementara kegiatan residen di RSHS Bandung. Dia menuturkan puluhan mahasiswa itu harus menghentikan praktiknya selama satu bulan.

Dia menyebutkan pihak kampus berharap para calon dokter spesialis itu dapat memanfaatkan kekosongan itu untuk merenungkan diri. “Bisa jadi ini ada hal yang membuat mereka itu juga harus refleksi diri gitu. Kok bisa temannya melakukan (kekerasan seksual) dan lain sebagainya,” tutur Rusyda kepada Tempo lewat sambungan telepon pada Jumat, 11 April 2025.

Fakultas Kedokteran Unpad akan tetap memberikan layanan pendidikan berupa pembelajaran daring yang sifatnya kognitif. Rusyda menyebutkan pihaknya tidak memiliki waktu yang cukup untuk memindahkan peserta didik ke ke jejaring rumah sakit PPDS Undip yang lain. “Kalau ada yang dipindah, mungkin sedikit ya karena kan ini mendadak,” katanya.

Unpad akan Melakukan Tes Kesehatan Kejiwaan Peserta PPDS

Rusyda juga mengungkapkan langkah perbaikan yang akan dilakukan oleh rektorat setelah terjadi pemerkosaan yang diduga dilakukan oleh Priguna Anugerah Pratama, peserta didik di PPDS Anestesi.

Langkah pertama, kata Rusyda, pihak kampus akan melakukan tes kesehatan kejiwaan pada seluruh peserta PPDS di Unpad, khususnya 50 dokter residen yang praktik bersama Priguna di RSHS Bandung. “Semuanya akan kami (tes). Tidak hanya yang 50, tapi semuanya PPDS akan kami skrining kejiwaan,” tuturnya.

Dia mengatakan Unpad juga akan memberlakukan tes kesehatan jiwa tersebut secara berkala per 6 bulan. Menurut dia, hal itu dilakukan guna memastikan tidak ada perubahan kondisi mental selama calon dokter spesialis itu menjalani praktik di rumah sakit. “Jadi saat ini sebenarnya kami sudah mempersiapkan screening tools-nya. Jadi nanti bisa setiap 6 bulan sekali tes MMPI-nya itu,” kata Rusyda.

Selain itu, selama PPDS Anestesiologi dan Terapi Intensif di RSHS Bandung dibekukan oleh Kemenkes, Rusyda mengatakan pihak kampus dan rumah sakit sepakat melakukan evaluasi. Baik dari perjanjian kontrak kerja, prosedur pelaksanaan praktik dokter residen, pengawasan, dan sejumlah kesepakatan lain antara keduanya.

Sembari melakukan pembenahan di internal, menurut Rusyda, kampus akan memberikan pendampingan hukum dan dukungan psikologi kepada korban dan keluarganya. “Insyaallah keluarga korban tanggapannya positif dan menerima baik,” ujarnya.

Septia Ryanthie, Dede Leni Mardianti, dan Antara berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan editor: Ramai-ramai Kecam Aksi TPNPB OPM Bunuh Pendulang Emas

Read Entire Article
Pemilu | Tempo | |