TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, ditunjuk Presiden Prabowo Subianto sebagai Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN). Basuki dilantik di Istana Negara, Jakarta, pada Selasa, 5 November 2024.
Basuki yang dilantik untuk kembali memegang amanah sebagai Kepala Otorita IKN itu berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 151/P tahun 2024 tentang Pengangkatan Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara.
"Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Presiden Republik Indonesia menimbang dan seterusnya, mengingat dan seterusnya, memutuskan, menetapkan dan seterusnya. Kesatu, mengangkat Mohammad Basuki Hadimuljono sebagai Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara," kata Deputi Bidang Administrasi Aparatur Kementerian Sekretaris Negara Ninik Purwanti di Istana Negara Jakarta, Selasa dilansir dari Antara.
Rekam Jejak Basuki Hadimuljono
Basuki Hadimuljono memulai karier di pemerintahan dengan menjadi pegawai negeri sipil (PNS) di Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Tak cukup sampai di situ, Basuki berambisi meraih gelar magister dan doktor. Oleh karena itu, di saat yang bersamaan ia mengejar gelar tersebut di Colorado University dari 1987 sampai 1992.
Setelah menyelesaikan pendidikannya di Amerika Serikat, Basuki memutuskan untuk kembali ke Tanah Air. Pada saat itu pula, Basuki menjadi satu-satunya pegawai Kementerian PU yang merupakan lulusan S3. Hingga kemudian kariernya pun ikut perlahan meningkat sampai menjadi Dirjen di usia 49 tahun.
Sekitar 2005 hingga 2007, Basuki dipercaya untuk menjabat Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan. Kemudian pada 2007-2013 menjabat sebagai Inspektur Jenderal dan sebagai Direktur Jenderal Penataan Ruang pada 2013-2014.
Basuki juga pernah berkiprah menjadi Komisaris PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Saat menjadi komisaris tersebut, Basuki sempat beberapa kali masuk ke media massa karena ditunjuk sebagai ketua tim untuk menanggulangi lumpur Lapindo di Sidoarjo saat pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Saat Jokowi dilantik menjadi Presiden pada Oktober 2014, Basuki ditunjuk menjadi Menteri PUPR. Basuki diberi mandat sebagai Menteri PUPR ini setelah ia berhasil menjalankan perannya sebagai Direktur Jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum. Pada posisi tersebut, Basuki dinilai cakap dan mampu sehingga ditunjuk sendiri oleh Joko Widodo atau Jokowi. Basuki menjabat Menteri PUPR dalam dua periode pemerintahan Jokowi pada 2014-2024.
Tidak mudah selama menjabat sebagai Menteri PUPR, karena Basuki sering dipercaya untuk melakukan proyek-proyek besar. Pembangunan infrastruktur menjadi salah satu fokus utama dalam pemerintahan Jokowi. Terbukti dari berhasilnya banyak proyek infrastruktur, Ia disebut-sebut sebagai Bapak Infrastruktur oleh masyarakat Indonesia. Seperti pembangunan jalan tol Trans Jawa dan Trans Sumatera, serta jalan tol Trans Papua yang sempat terbengkalai di era pemerintahan sebelumnya, Basuki menunjukkan bahwa terdapat progres yang signifikan.
Tercatat, Basuki Hadimuljono menapak kariernya di Kementerian PUPR selama hampir 40 tahun. Ia pernah menjabat sebagai pejabat Eselon I selama tiga kali, sebelum kemudian dipercaya menjadi menteri pada Kabinet Kerja.
Dalam Kabinet Indonesia Maju Presiden Prabowo Subianto-Gibran, nama Basuki tak lagi menjadi Menteri PUPR. Meskipun begitu, ia dilantik menjadi Kepala Otorita IKN. Basuki diberi target pembangunan IKN oleh Prabowo.
Presiden Prabowo, menurut Basuki, ingin terus melaksanakan pembangunan IKN. Ia menepis anggapan bahwa pembangunan IKN saat ini tidak akan secepat pada era Jokowi.
“Saya kira tadi presiden waktu salamin saya beliau bilang, 'sudah ya saya sudah ngomong, laksanakan.' Saya cuma bilang 'Siap Perintah',” kata Basuki usai dilantik oleh Presiden Prabowo di Istana Negara, Jakarta, Selasa, 5 November 2024.
Ketika ditanya target pembangunan dalam empat tahun ke depan, Basuki belum mau banyak berkomentar. Basuki mengaku akan menghadap Prabowo lagi untuk membuat program 2025. "Sekarang ini kan baru November. Desember kita ingin buat program 2025,” katanya.
ANANDA RIDHO SULISTYA | MYESHA FATINA RACHMAN | DANIEL A. FAJRI