(Beritadaerah-Jakarta) Menyusul pengumuman kebijakan tarif terbaru dari Pemerintah Amerika Serikat yang menyasar produk ekspor asal Indonesia, pemerintah Indonesia segera mengambil langkah diplomasi strategis. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dijadwalkan melakukan kunjungan kerja ke Washington D.C., Amerika Serikat, untuk melakukan pembicaraan langsung dengan otoritas setempat.
Juru Bicara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Haryo Limanseto, menyampaikan bahwa kunjungan ini dilakukan sesaat setelah Airlangga menyelesaikan agenda mendampingi Presiden Prabowo Subianto dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS di Brasil. Haryo menegaskan, pertemuan bilateral di Washington menjadi agenda prioritas pemerintah Indonesia untuk merespons keputusan yang dikeluarkan oleh Presiden AS Donald Trump.
Dalam keterangannya kepada InfoPublik, Selasa (8/7/2025), Haryo mengungkapkan bahwa pemerintah masih memiliki ruang diplomasi untuk menyikapi pemberlakuan tarif impor tersebut. Langkah-langkah yang diambil bertujuan untuk melindungi kepentingan nasional serta menjaga stabilitas hubungan ekonomi kedua negara.
Surat resmi dari Presiden Trump kepada Presiden Prabowo, tertanggal 7 Juli 2025, menjadi pemicu reaksi cepat pemerintah Indonesia. Dalam surat tersebut, Trump menyatakan bahwa mulai 1 Agustus 2025, AS akan menerapkan tarif impor sebesar 32 persen terhadap seluruh produk dari Indonesia. Angka tersebut disebut sebagai bentuk koreksi terhadap ketidakseimbangan neraca dagang yang, menurut Trump, telah berlangsung cukup lama dan dinilai berdampak negatif terhadap perekonomian serta keamanan nasional AS.
Dalam pernyataan publiknya melalui akun X @TrumpTruthOnX, Trump menyoroti kebijakan dagang Indonesia, termasuk hambatan nontarif, yang dianggap menjadi penyebab utama defisit perdagangan yang dialami pihaknya. Ia juga menambahkan bahwa tarif tersebut bersifat dinamis dan dapat disesuaikan bergantung pada arah hubungan bilateral antara kedua negara.
Menanggapi hal itu, Pemerintah Indonesia menyatakan kesiapannya untuk melakukan dialog terbuka dan konstruktif. Melalui kunjungan Menko Perekonomian ke AS, Indonesia berharap dapat menjelaskan posisi dan kepentingannya secara langsung, serta mencari solusi yang dapat diterima kedua belah pihak.
Langkah ini sekaligus menegaskan komitmen Indonesia dalam menjaga hubungan dagang yang sehat, saling menguntungkan, dan bebas dari tindakan sepihak yang merugikan stabilitas ekonomi global.