Dr. Laily Furaida berpose bersama jajaran penguji dan tim promotor usai menjalani sidang tertutup yang berlangsung pada Senin (10/11/2025) | Foto: IstimewaSOLO, JOGLOSEMARNEWS.COM – Langkah akademik membanggakan kembali ditorehkan di Sekolah Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Laily Furaida, mahasiswi Program Doktor Penyuluhan Pembangunan/CSR dan Pemberdayaan Masyarakat, resmi menyandang gelar Doktor usai mempertahankan disertasi bertema Model Pemberdayaan Difabelpreneur dalam Program CSR BUMN di Eks-Karesidenan Surakarta.
Menariknya, Laily dinyatakan lulus tanpa harus mengikuti ujian terbuka. Hal itu mengacu pada Peraturan Rektor UNS Nomor 23 Tahun 2020 yang diperbarui dengan Nomor 22 Tahun 2024, yang memberi hak kelulusan hingga tahap ujian tertutup bagi mahasiswa dengan prestasi riset luar biasa.
Riset yang digarap Laily tidak main-main. Ia berhasil mempublikasikan dua artikel ilmiah di jurnal internasional bereputasi Scopus Q1, tiga prosiding seminar internasional, serta satu buku prototipe model hasil penelitian.
Sidang tertutup yang digelar Senin (10/11/2025) itu menghadirkan deretan penguji dan promotor, antara lain Prof. Dr. rer.nat. Sajidan, M.Si (Ketua Penguji), Dr. Ir. Eny Lestari, M.Si (Sekretaris Penguji), Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S (Promotor), Dr. Drajat Tri Kartono, M.Si, Dr. Sapja Anantanyu, M.Si, Prof. Dr. Munawir Yusuf, M.Psi, serta Prof. Faisal, SE., M.Si., PhD sebagai penguji eksternal dari Universitas Diponegoro (Undip).
Arah Baru Pemberdayaan Difabel
Melalui risetnya, Laily menggagas konsep “CSR BUMN Inklusif”, sebuah model tanggung jawab sosial yang berpihak pada keadilan sosial, kesetaraan akses, serta partisipasi aktif kelompok difabel.
Model ini menekankan pentingnya kolaborasi sejajar antara BUMN, pemerintah, dan masyarakat, sehingga penerima manfaat tidak hanya menjadi objek bantuan, tetapi mampu berkembang mandiri.
Ia merinci lima prinsip utama dalam model CSR Inklusif:
- Partisipasi sejajar antara dunia usaha, pemerintah, dan masyarakat dalam setiap tahap program.
- Akses setara terhadap sumber daya dan manfaat program tanpa diskriminasi.
- Pemberdayaan berkelanjutan yang memperkuat kapasitas penerima manfaat.
- Sinergi multiaktor dalam kerangka collaborative governance.
- Keberlanjutan sosial-ekonomi, agar dampak program tidak berhenti pada citra korporasi semata.
Apresiasi dari Para Akademisi
Promotor, Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S, memuji riset tersebut sebagai terobosan baru dalam dunia CSR.
“Gagasan CSR BUMN Inklusif ini membuka paradigma baru. CSR tidak lagi hanya tentang bantuan sosial, tetapi menciptakan kemandirian dan keadilan bagi kelompok rentan,” ujarnya, seperti dikutip dalam rilisnya ke Joglosemarnwes.
Sementara itu, Prof. Faisal, SE., M.Si., PhD, Dekan FEB Undip sekaligus penguji eksternal, menilai disertasi Laily sebagai karya ilmiah yang memiliki kebaruan kuat dari sisi tema, teori, maupun metodologi.
“Temuan ini selain penting bagi dunia akademik, juga relevan sebagai landasan kebijakan bagi pemerintah dan korporasi dalam merancang program CSR berbasis pemberdayaan difabel,” terang Prof. Faisal.
Ia menambahkan, hasil riset Laily akan menjadi pijakan bagi pengembangan penelitian dan kebijakan CSR yang lebih inklusif dan berkeadilan. [*]
Harap bersabar jika Anda menemukan iklan di laman ini. Iklan adalah sumber pendapatan utama kami untuk tetap dapat menyajikan berita berkualitas secara gratis.
















































