Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan Senin sore menguat sebesar 15 poin atau 0,09 persen menjadi Rp16.575 per dolar AS. (ilustrasi)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Nilai tukar (kurs) rupiah menguat seiring dengan pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bahwa perundingan mendatang dengan China tetap berjalan sesuai rencana. Analis mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuabi, menilai pernyataan tersebut menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan domestik.
“Trump menyuarakan keraguannya atas perang dagang yang berkepanjangan dengan China. Ia mengatakan memandang tarif tinggi terhadap China sebagai sesuatu yang tidak berkelanjutan,” ujar Ibrahim dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (20/10/2025).
Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan Senin sore menguat sebesar 15 poin atau 0,09 persen menjadi Rp16.575 per dolar AS, dari sebelumnya Rp16.590 per dolar AS.
Dalam dua pekan ke depan, Presiden AS dijadwalkan bertemu dengan Presiden China Xi Jinping. Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, juga menyampaikan bahwa perundingan dengan para pejabat China akan berlangsung pekan ini.
Mengutip Anadolu, Trump mengatakan China membayar jumlah uang yang sangat besar agar tarif AS dapat diturunkan. Ia juga mengisyaratkan kemungkinan penurunan tarif tersebut jika Beijing membuat konsesi baru saat dirinya berkunjung ke Asia.
Selain faktor eksternal, sentimen domestik terhadap rupiah juga dipengaruhi oleh sikap pasar menjelang hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang dijadwalkan pada 22 Oktober 2025.
“Konsensus memperkirakan bank sentral akan menurunkan suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis poin menjadi 4,5 persen,” kata Ibrahim.
Adapun kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini juga menguat ke level Rp16.585 per dolar AS, dari sebelumnya Rp16.590 per dolar AS.
sumber : Antara